Hari sudah siang ketika saya lihat banyak peserta pelatihan penulisan konten sudah tidak fokus dengan slide modul pelajaran yang sedang saya presentasikan.
Materi yang diajarkan saat itu memang banyak membahas teknis pembuatan konten dan copywriting. Mungkin pula mereka sudah mulai lelah usai mengikuti pelatihan sejak pagi hari.
Saya lalu mencoba menyegarkan suasana supaya para peserta tidak tambah suntuk hingga membuat saya kehilangan kendali pada kelas pelatihan.
"Oke," kata saya dengan suara agak keras. "Bagaimana cara membuat konten dan copywriting dengan Call to Action untuk usaha kulinernya Ibu Widya, sesuai dengan profil customer yang diinginkannya tadi?" tanya saya.
Tidak ada jawaban, tapi para peserta sudah mulai mendongakkan kepala dan menaruh perhatian.
"Misalnya seperti ini...." Saya lalu mengambil spidol dan menuliskan beberapa kalimat copywriting di whiteboard.
"Mari kita lihat apakah copywriting ini terlihat bagus dan sesuai atau tidak. Nanti teman-teman bisa memberi contoh yang lain untuk jenis industri yang berbeda ya."
Saya sebenarnya malu untuk memperlihatkan tulisan tangan saya di depan umum karena begitu jeleknya, hingga cuma saya sendiri yang bisa membacanya.
Tapi apa boleh buat, paling tidak dengan cara ini saya bisa mengambil alih kontrol kelas pelatihan. Dan benar saja, para peserta yang mulanya asyik dengan aktivitasnya masing-masing kini menaruh perhatian penuh pada kelas.
Apa yang bisa membuat perubahan suasana tersebut? Pemateri lain mungkin mengandalkan lelucon atau humor supaya peserta tetap terjaga dan tidak suntuk dengan materi pelatihan. Tapi saya mengambil pendekatan yang berbeda.