Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Surat untuk Kawan di Perantauan yang Tak Bisa Mudik Lebaran

Diperbarui: 5 Juni 2019   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (dokumentasi Himam Miladi/unsplash.com/@mike)

Assalamualaikum kawanku,

Merantaulah...

Akan kau dapatkan pengganti dari orang-orang yang kau tinggalkan.
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.


(Diwan al-Imam asy-Syafi'i)

Penggalan syair dari Imam Syafi'i itu sengaja kutuliskan sebagai pembuka suratku ini.

Kawan, di saat banyak orang sudah mudik lebaran, engkau masih tertahan di perantauan. Harga tiket yang melambung tidak berperikemanusiaan menjadi penyebab engkau tidak mudik pada lebaran kali ini.

Kawan, aku mengerti betapa engkau merindukan kampung halaman. Engkau merindukan takbir keliling kampung, seperti saat kita masih kecil dulu. Engkau merindukan tradisi bancakan di kampung kita, merindukan sendau gurau dengan teman-teman sepermainan yang lain.

Kawan, aku mengerti betapa suara takbir di malam hari raya semakin menambah kerinduan dan kesedihanmu. Aku mengerti, mendengar suara mereka di kejauhan tak akan bisa menghapus rasa ingin bertemu.

Kawan, seperti kutipan dari Imam Syafi'i yang sengaja aku tuliskan di surat ini, jauh dari rumah tak selamanya mendatangkan kesusahan. Merantau akan menghadirkan orang-orang baru di sekelilingmu,  menggantikan mereka yang kau tinggalkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline