Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Awas, 3 Hadis Populer ini Ternyata Hadis Palsu!

Diperbarui: 28 Mei 2019   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (sumber: nu.or.id)

Seringkali umat islam mendengar dan mengutip beberapa ungkapan populer dan menganggapnya sebagai hadis yang dinisbatkan (bersumber) pada perkataan Nabi Muhammad SAW. Ungkapan populer tersebut diantaranya adalah:

  • Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina
  • Perbedaan adalah Rahmat
  • Cinta Tanah Air sebagian dari Iman

Meskipun populer dan sering dikutip, belum tentu ungkapan-ungkapan tersebut benar sebuah hadis yang bersumber langsung dari Rasulullah SAW. Dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah (Pustaka Firdaus, 2003), Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub memaparkan penjelasannya perihal banyak hadis yang bermasalah. Artinya, ada hadis yang keliru dalam penempatan syariat pelaksanaannya, dan banyak pula hadis palsu yang dianggap asli. Diantaranya adalah hadis yang akhirnya menjadi ungkapan populer tersebut.

Definisi Hadis Palsu dan Larangan untuk mengutip dan menyebarkannya

Perlu ditekankan disini, definisi hadis palsu (hadis maudhu') adalah perkataan bohong dan mengada-ada yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Informasi ini disampaikan dengan mengatasnamakan Nabi biasanya untuk tujuan/motivasi untuk popularitas, mengajak orang berbuat baik (tapi caranya salah), ingin dekat dengan penguasa, dan tujuan lainnya. 

Sebuah hadis dikatakan maudhu' atau palsu apabila dalam urutan/silsilah sanad (urutan keguruan/sumber hadis) terdapat seorang/beberapa rawi (pencerita/informan hadis) yang dikenal sebagai pendusta/pembohong. Karena sifat pembohongnya itu, maka orang tersebut dianggap tidak kredibel untuk menjadi rawi dan karena itu pula kualitas hadis-nya menjadi sangat lemah, atau dinilai palsu.

Sebagai umat Islam, kita boleh saja mengutip ungkapan tersebut dengan maksud untuk kebaikan, karena pada dasarnya ungkapan populer itu substansinya kadang mengandung nilai-nilai kebaikan. Tapi, dosa besar apabila kita menganggapnya sebagai hadis yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau:

Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka". [HR. Al-Bukhri, no. 1229].


Perihal beberapa ungkapan populer yang dianggap sebagai hadis tapi palsu ini, berikut penjelasan KH. Ali Mustafa Yaqub seperti dinukil dari buku Hadis-Hadis Bermasalah:

1. Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina

Dalam pembahasan tentang ungkapan yang dianggap sebagai hadis ini, KH. Ali Mustafa Yaqub menceritakan sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan seorang warga Kebayoran Lama, Jakarta kepada mahasiswi Institut Ilmu Alquran Jakarta yang sedang melakukan KKN disana pada tahun 1994. Warga tersebut bertanya, "Siapakah yang meriwayatkan Hadis 'Carilah ilmu meskipun di negeri Cina', dan mengapa Nabi Saw menyebutkan Cina, bukan Eropa saja?".

Pertanyaan ini - di luar substansinya yang sangat berkualitas karena menyangkut dua hal penting sekaligus, yakni sanad (periwayatan hadis) dan matan (materi hadis) -- sekaligus membuktikan ungkapan ini begitu populer hingga orang awam pun mengetahuinya.

Redaksi lengkap ungkapan yang dianggap hadis ini adalah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline