Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Jangan Tidur Usai Makan Sahur Agar Stamina Tetap Terjaga Selama Puasa

Diperbarui: 7 Mei 2019   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (dokumentasi Himam Miladi)

"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun untuk bekerja (QS. Al Furqan: 47)."

Bagi yang terbiasa berpuasa sunnah misalnya puasa Senin-Kamis, menjalankan ibadah puasa Ramadan seperti biasa saja. Tapi bagi yang tidak terbiasa, ibadah puasa Ramadan bisa menyebabkan tubuh terasa lesu di awal bulan puasa. Ini karena ada kebiasaan/pola yang berubah mendadak. Terutama pola makan dan pola tidur saat mereka menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Banyak tips yang direkomendasikan para pakar dan ahli kesehatan supaya badan tidak lesu dan kita tetap bisa beraktivitas seperti biasa meski sedang berpuasa. Sebagian besar tips-tips ini berkisar pemenuhan gizi yang seimbang, mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan olahraga ringan.

Gizi yang seimbang dan adaptasi pola makan selama puasa

Ini semua berkaitan dengan masalah pola makan. Ketika berpuasa, pola makan kita berpindah jadwal. Dari yang terbiasa makan 3 kali sehari diselingi berbagai macam makanan ringan, menjadi hanya maksimal 2 kali sehari.

Dengan pola waktu makan yang terbatas ini, sistem pencernaan dalam tubuh kita pun harus menyesuaikan jadwal kerjanya. Saat sedang puasa, lambung dan sistem pencernaan tubuh kita yang lain ikut istirahat. Waktu istirahat itu dipergunakan sistem pencernaan untuk memperbarui sel-sel yang sudah aus setelah diharuskan bekerja siang dan malam selama satu tahun penuh dan memperbaiki atau menggantinya dengan sel-sel yang lebih baru dan lebih segar.

Setelah diistirahatkan dalam jangka waktu yang lama, tentu sistem pencernaan ini butuh adaptasi sejenak ketika mereka harus bekerja kembali. Karena itu, saat kita berbuka puasa, jangan langsung mengisi perut kita dengan makanan yang berat-berat.

Ketika waktu buka puasa telah tiba, yang harus kita lakukan dengan segera adalah membatalkan puasa. Rasulullah memberi kita contoh buka puasa yang baik, yakni dengan makan buah kurma mengkal (buah kurma yang agak matang, atau kurma Ruthob), buah-buahan segar yang matang di pohon, atau bila tidak ada cukup dengan  minum segelas air. Setelah itu, kita bisa melaksanakan sholat maghrib. Usai sholat, barulah kita bisa menikmati makanan utamanya.

ilustrasi menu buka puasa (sumber gambar: alodokter.com)

Dengan begitu, lambung kita akan mudah untuk beradaptasi menerima makanan kembali setelah seharian kosong tidak terisi. Bila kita masih merasa kenyang dengan hidangan buka puasa, jangan memaksakan diri untuk makan dengan hidangan yang lebih berat. Tunggulah hingga usai sholat tarawih. Jangan paksa pencernaan kita langsung bekerja keras.

Selain mengatur pola makan secara bertahap ini supaya pencernaan kita bisa beradaptasi dengan baik, yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan gizi dari makanan yang kita konsumsi selama bulan puasa. Dalam Al Quran surah Al Maidah ayat 88, Allah berfirman, "Makanlah makanan yang halal lagi baik (halalan thoyyiban)."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline