Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Mandiri Jogja Marathon, Event "Sport Tourism" yang Lebih Dari Sekedar Lomba

Diperbarui: 3 Mei 2019   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

para peserta Mandiri Jogja Marathon (sumber foto: mandirimarathon.com/gallery

Mandiri Jogja Marathon 2019 memang istimewa. Event olahraga ini memadukan lomba lari marathon dengan potensi pariwisata daerah yang dijadikan rute lomba. Tak hanya potensi keindahan alam dan budaya, namun juga wisata kuliner setempat.

Event olahraga sembari menawarkan keindahan pariwisata sudah lama dan sudah banyak digelar di Indonesia. Sport tourism, sebutan untuk event olahraga semacam ini juga kian digemari dan banyak mendapat perhatian dari para olahragawan sekaligus wisatawan mancanegara.

Sebagian besar sport tourism yang digelar di Indonesia berupa lomba balap sepeda. Sebut saja Tour de Indonesia, Tour de Ijen, hingga Tour de Singkarak  yang rute balapannya melalui berbagai tempat wisata terkenal di Indonesia.

Khusus untuk olahraga lari marathon, sedikit sekali penyelenggara yang mengemasnya dalam bentuk sport tourism. Kebanyakan lomba lari marathon yang diselenggarakan mengambil rute di sekitar pusat kota. Di mana para peserta berlomba lari marathon di jalan-jalan utama yang mengelilingi pusat kota.

Mandiri Jogja Marathon mengangkat kekayaan budaya lokal

Dengan keunikan alur pelaksanaannya, tak salah apabila Mandiri Jogja Marathon mengambil tajuk "Lebih dari sekedar lomba." Karena memang event ini menawarkan banyak kelebihan yang tidak kita jumpai dalam event lomba lari marathon lainnya.

Mandiri Jogja Marathon 2019 yang sudah tuntas digelar pada Minggu, 28 April 2019 merupakan lomba Full Marathon, Half Marathon, 10km, dan 5km yang diadakan untuk kali ke-3 di Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lomba lari Marathon ini mengandalkan keunikan pada tradisi dan alam Yogyakarta sebagai latar belakang lomba. Dengan mengambil garis start dan garis finish di sekitar Taman Wisata Candi Prambanan, peserta disuguhi kemolekan 13 desa dan 3 tempat wisata budaya utama sepanjang rute perlombaan.

"Mandiri Jogja Marathon kali ini berbeda karena mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya lokal sehingga dapat memacu pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya," kata Menteri BUMN Rini Sumarno usai melakukan pengibaran bendera start. Turut hadir membuka event ini adalah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bupati Sleman Sri Purnomo, serta Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.

Keunikan dan Keistimewaan Mandiri Jogja Marathon

Keistimewaan Mandiri Jogja Marathon sudah terlihat di garis start. Peserta lomba disuguhi pemandangan apik Candi Prambanan, salah satu ikon wisata budaya Jogja yang sudah mendunia. Candi yang terkenal dengan legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ini menjadi titik awal sekaligus akhir perlombaan.

Setelah itu, para peserta berlari menyusuri rute lomba yang menyuguhkan pemandangan khas pedesaan. Ada 13 desa di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten yang dilewati para peserta lomba menyajikan lanskap alam yang indah dan alami.

Bisa dibayangkan sendiri bagaimana rasanya berlari sepanjang jalan pedesaan sekaligus disambut dengan penuh keramahan oleh penduduk setempat. Lelah yang biasanya mendera tubuh mungkin tidak akan terasa. Pemandangan indah sekaligus sambutan ramah dari penduduk setempat malah membuat para pelari tambah semangat. Itulah yang membuat Mandiri Jogja Marathon terasa sangat istimewa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline