Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Instruksi Pakai Baju Putih di TPS dari Jokowi Meruntuhkan Akal Sehat Kita

Diperbarui: 27 Maret 2019   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber kolase foto: makassar.tribunnews.com

"Gunakan hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019. Jangan lupa pilih yang bajunya putih. Karena putih adalah kita. Kita semua ke TPS berbondong-bondong berbaju putih".

Pernyataan Jokowi diatas disampaikannya melalui pesan tertulis tangan. Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Usman Kansong membenarkan adanya tulisan dari Joko Widodo menginstruksikan pendukungnya mengenakan baju berwarna putih saat hari pencoblosan, 17 April 2019.

Kata Usman, tulisan tersebut langsung ditulis tangan Jokowi setelah melaksanakan kampanye terbuka pada hari pertama, Minggu (24/3/2019) di Banten.

Himbauan untuk memilih dirinya dan pasangannya yang memakai baju putih kembali diulang Jokowi saat kampanye akbar di Dumai, Riau (26/3), Dalam kampanye tersebut, Jokowi juga menyindir rivalnya yang memakai setelan jas dalam foto di surat suara.

"Jas itu pakaian orang Eropa, pakaian orang Amerika. Orang Indonesia cukup baju murah pakai baju putih seperti baju yang saya pakai. Setuju enggak," ujar Jokowi di hadapan ribuan pendukungnya yang hadir di lapangan Bukit Gelanggang, Dumai, Selasa 26 Maret 2019.

Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu ini Jokowi mengeluarkan pernyataan kontroversial mengarah pada provokasi dan perpecahan. Pada 22 Maret, Jokowi mengatakan pada pendukungnya di acara deklarasi Pengusaha Pekerja Pro Joko (KerJo) untuk tidak memilih yang didukung organisasi-organisasi itu.

Instruksi Jokowi Melanggar Asas Pemilu

Kali ini, apa yang disampaikan Jokowi benar-benar meruntuhkan akal sehat kita. Bagaimana bisa seorang calon pemimpin, yang saat ini masih berstatus sebagai petahana mengeluarkan pernyataan yang memecah belah dan menabrak asas pemilu?

Sebagaimana yang disampaikan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean, instruksi calon presiden nomor urut 01 itu berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat dan melanggar asas kerahasiaan dari pemilu itu sendiri.

"Kemudian nanti yang lain merasa pendukung Prabowo 'oh ini lawan saya'. Maka potensi konflik itu akan mudah sekali terjadi yang bukan baju putih akan merasa ini bukan kelompoknya," ucap Ferdinand kepada reporter Tirto, Rabu (27/3/2019).

"Ini bahaya bahwa Jokowi sedang menebarkan konflik di tengah masyarakat kita," tambah Ferdinand.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline