Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Kini Saatnya Pemerintah Mengintervensi PSSI

Diperbarui: 20 Februari 2019   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono menjanjikan PSSI akan segera menggelar Kongres Luar Biasa. Pelaksanaan KLB ini merupakan buntut dari skandal pengaturan skor yang menyeret beberapa pejabat internal PSSI, termasuk Joko Driyono sendiri.

Skandal pengaturan skor di sejumlah pertandingan liga sepakbola Indonesia mencuat kembali usai pengunduran diri anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat. Dalam acara talkshow Mata Najwa, beberapa pengurus klub mengaku menjadi korban "pemerasan" yang dilakukan sejumlah pengurus PSSI supaya klub mereka bisa menang atau lolos ke kompetisi kasta tertinggi PSSI.

Menanggapi mencuatnya kasus tersebut, Kapolri Jenderal Tito Karnavian langsung membentuk Satgas Antimafia Bola. Hasilnya, 4 orang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, yakni anggota Komite Eksekutif Johar Lin Eng, mantan anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto dan mantan anggota Komisi Wasit Purwanto beserta anaknya, Anik.

Tak hanya itu, Satgas Antimafia Bola juga menggeledah kantor PSSI. Dalam penggeledahan tersebut, aparat memergoki 3 orang karyawan kantor PSSI sedang memusnahkan barang bukti. Satgas Antimafia Bola akhirnya berhasil menyita 75 dokumen terkait pengaturan skor dan menemukan uang tunai Rp 300 juta di apartemen Joko Driyono, di mana 160 juta yang diduga berkaitan dengan tindak pidana suap.

Wakil Ketua Umum PSSI ini pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka karena terindikasi melakukan suap. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan penyidik telah mengantongi bukti terkait hal tersebut.

"Transaksi keuangan dalam kasus Joko Driyono infonya Rp300 juta. Setelah diaudit uang sebesar Rp160 juta terindikasi merupakan hasil pidana," ujarnya.

Skandal pengaturan skor dan suap ini akhirnya membuat Ketua Umum PSSI Edy Rachmayadi mengundurkan diri. Konon, pengunduran diri ini bukan lantaran Edy mengalah pada desakan publik terkait rangkap jabatannya dan kasus yang tengah disorot ini. Edy "dipaksa mundur" setelah beberapa anggota PSSI mengeluarkan mosi tidak percaya dan meminta Komite Eksekutif mencopot jabatan Edy sebagai Ketua Umum PSSI.

Usai mundur, Komite Eksekutif PSSI lantas menunjuk Joko Driyono sebagai Plt Ketua Umum. Naas, baru saja ditunjuk sebagai Plt, Joko Driyono kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Atas penetapan tersangka terhadap Joko Driyono tersebut, beberapa anggota PSSI menuntut Komite Eksekutif supaya segera menggelar Kongres Luar Biasa. Manajer klub Persib Bandung Umuh Muhtar mengatakan, PSSI harus segera mencari ketua umum baru PSSI seusai mundurnya Edy Rahmayadi dan penetapan Jokdri sebagai tersangka.

"Kalau sudah seperti ini saya bilang harus segera KLB, jangan tunggu beres pemilu," tegas Umuh Muchtar, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Simamaung.com, Senin (18/2/2019).

"Kecuali kalau nanti dari pemerintah yang mengharuskan setelah pemilu, di situ juga ada aturan, jadi kita juga harus bersinergi," imbuh Umuh Muchtar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline