Satu minggu ini, sebuah video menjadi viral di media sosial Facebook dan Whatsapp Group (WAG). Video itu memperlihatkan seorang Ibu yang tengah berdiri di depan rumah besar di pinggir jalan raya. Sesekali, ibu ini mengacungkan gestur salam dua jari pada setiap pengendara yang lewat.
Di belakangnya, terlihat dua baliho besar berukuran 4x4 meter berupa poster pasangan capres Prabowo-Sandi dan poster Habib Rizieq Shihab. Dari narasi video yang diviralkan di medsos tersebut, diketahui ibu tersebut bernama Habibah, istri dari salah seorang dokter spesialis bedah syaraf terkemuka di kota Semarang.
Ia dikenal sebagai aktivis pendidikan. Ibu Habibah dan suaminya dikenal warga sebagai pasangan suami istri yang dermawan. Mereka berdua menghibahkan satu rumahnya di tengah kota Semarang untuk dipakai sebagai lokasi Taman Pendidikan Al Qur'an.
Beberapa waktu lalu, Ibu Habibah memasang spanduk dukungan untuk capres Prabowo-Sandi. Tiba-tiba saja spanduk yang dipasangnya tersebut dicopot oleh petugas Satpol PP Kota Semarang. Tidak dijelaskan alasan pencopotannya, apakah karena melanggar ruang publik, belum berizin atau ada sebab lainnya.
Ibu Habibah lalu mengajukan protes, tapi tidak ditanggapi. Selang beberapa hari karena merasa protesnya tidak dihiraukan, Ibu Habibah lalu memasang 2 baliho besar didepan rumahnya yang besar di Jalan Dr. Sutomo nomor 53 Semarang. Sejak baliho itu dipasang, Ibu Habibah kerap terlihat berdiri di depan rumahnya, menyosialisasikan pilihan politiknya tersebut pada setiap pengendara yang lewat.
"Saya pasang di depan rumah. Saya juga sosialisasi ke masyarakat untuk memilih nomor 2, tanggapan masyarakat juga bagus," ujar Habibah, saat ditemui Kompas di kediamannya, Jumat (21/12/2018).
Habibah mengatakan, ia memasang baliho di depan rumahnya karena tidak ingin ada pihak lain yang mencopotnya. Sebagai relawan, ia fokus untuk membantu pemenangan pasangan nomor dua.
"Di Jalan Katamso Nomor 30 itu tempat kumpul emak-emak Srikandi merah putih. MMT (spanduk) kami di depan pagar dicopot. Padahal, kecil saja diambil," tambah Ibu Habibah.
Ibu Habibah adalah satu contoh kecil bahwa kaum Ibu-ibu sekarang sudah mulai sadar politik. Domain yang dulunya dikuasai kaum pria, saat ini sudah terpapar energi politik Emak-emak. Mereka ingin berperan aktif menentukan sendiri kemana arah pilihan politiknya.
Emak-emak sekarang seolah menjadi magnet. Cawapres Sandiaga Uno menyadari hal tersebut. Sejak pertama, Sandi langsung mengarahkan serangan kampanyenya ke jantung rumah tangga, para emak-emak itu.
Isu tempe setipis kartu ATM, uang seratus ribu bisa dapat apa, hingga blusukan ke pasar-pasar tradisional. Foto-foto Sandi yang disambut dengan histeris oleh emak-emak menghiasi linimasa media.