Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Satu, Dua, Jari Pak Menteri pun Bermasalah

Diperbarui: 18 Oktober 2018   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar diambil dari bali.tribunnews.com)

Perkara simbolisme jari pun menjadi perdebatan nasional. Mau bagaimana lagi, menjelang pemilu 2019, setiap tindak-tanduk lawan politik selalu mengundang komentar. Tujuanya cuma satu, menjadikannya kelemahan yang bisa dibaca oleh publik.

Kali ini, urusan pose foto dan simbolisme jari menuai perdebatan panas. Semua berawal dari sesi foto bersama Menko Maritim Luhut B Panjaitan, Menkeu Sri Mulyani dengan beberapa pejabat dari IMF dan World Bank.

Sesi foto bersama itu terekam dan kemudian menyebar luas. Ketika bersiap untuk berfoto, Managing Director IMF Christine Lagarde berpose dengan mengacungkan kedua jarinya, telunjuk dan jari tengah. Sedangkan Luhut Binsar Pandjaitan tampak mengacungkan ke-10 jarinya. Namun setelah melihat ke arah Christine Lagarde, Luhut seketika mengganti pose jarinya dengan satu jari.

Melihat hal tersebut, tiba-tiba saja Luhut Binsar Pandjaitan membisikkan Christine Lagarde untuk meminta mengikuti posenya. Setelah mendapat bisikan, Christine Lagarde kemudian mengganti pose jarinya menjadi satu jari.

Yang menjadi viral dan kemudian dipermasalahkan oleh pihak oposisi adalah bisikan dari Luhut dan Sri Mulyani yang ternyata bisa didengar karena mikrofon di depan para pejabat tersebut lupa dimatikan. Saat membisiki Christine Lagarde, Luhut mengatakan, 

"No, No, Not two, not two (jangan dua)."

Setelah sesi foto selesai, video rekaman juga masih memperdengarkan bisikan Sri Mulyani pada Christine Lagarde yang menjelaskan arti simbolisme pose satu jari dan dua jari.

"Two is for Prabowo, one is for Jokowi (dua untuk Prabowo dan satu untuk Jokowi)."

Tentu saja rekaman video yang sudah tersebar luas itu membuat kubu oposisi meradang. Mereka menganggap Menko Maritim dan Menkeu memanfaatkan forum internasional untuk melakukan kampanye. Karena itu, Tim Kampanye Prabowo-Sandi melaporkan insiden satu-dua jari tersebut kepada Bawaslu untuk ditindaklanjuti.

Luhut sendiri menganggap apa yang dilakukannya bukan kampanye. Dilansir dari tayangan TVOne, Luhut menjelaskan bahwa pose satu jarinya itu ia maksudkan untuk menjelaskan kepada pimpinan IMF bahwa Indonesia itu satu. Karena sebelumnya, Luhut mengaku telah mengatakan kepada Christine Lagarde mengenai simbol kesatuan Indonesia itu.
"Oo, itu sih, kan saya bilang Indonesia nomor satu. Kan dia yang bilang, jadi saya bilang begini (sambil menunjukkan pose satu jari)," ujar Luhut.

Benar atau tidaknya pernyataan Luhut tersebut, publik tidak mengetahui dengan pasti. Pasalnya, apa yang dikatakan Luhut bahwa ia menjelaskan maksud simbol satu jari adalah Indonesia nomor satu tidak terdengar dalam rekaman video yang beredar. Yang ada hanya perkataan Luhut "No, No, Not Two, Not Two" saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline