Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Menguak Praktik Murah Paket Wisata Murah Tiongkok-Bali

Diperbarui: 17 Oktober 2018   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: jakarta post/shutterstock

Sebagai destinasi wisata yang namanya sudah terkenal di seantero dunia, berlibur di Bali tidaklah murah. Hotel-hotel disana tarifnya lebih mahal dari hotel-hotel di daerah lain di Indonesia, pada kelas yang sama, apalagi saat musim liburan tiba. 

Beberapa kota/kabupaten di Bali juga memiliki tingkat biaya hidup yang tinggi. Sehingga wajar jika saat kita liburan disana, paling tidak harus menganggarkan budget minimal 1 juta untuk menginap 1-2 malam saja.

Bilamana ada travel agent yang mengatakan biaya liburan di Bali cuma 600 ribu rupiah dan bisa menginap sampai 5 hari, apakah anda percaya? Pasti tidak. Tapi, itulah fakta yang ada dan sekarang menjadi pembahasan bersama para pemangku pariwisata di Bali.

Jangan salah, biaya liburan sebesar 600 ribu itu berangkat dari Tiongkok lho, bukan berangkat dari daerah di pulau Bali itu sendiri. Bagaimana hitung-hitungannya kok bisa sampai semurah itu?

flyer promosi paket wisata murah dari Tiongkok (baliexpress.jawapos.com)

Ketua Divisi Bali Liang (Pangsa Pasar Mandarin) Asita Bali, Elsye Deliana kepada media mengatakan, praktik jual murah pariwisata Bali kepada turis-turis asal Tiongkok ini sudah berlangsung sejak 2-3 tahun terakhir. 

Dikutip dari Balipost, Bali hanya "dijual" seharga 999 renminbi atau sekitar Rp 2 juta. Harga miring tersebut sudah termasuk tiket pesawat pergi-pulang, makan dan menginap di hotel selama 5 hari 4 malam.

Belakangan, harga itu bahkan sudah turun menjadi 777 renminbi atau sekitar Rp 1,5 juta. Lalu turun lagi menjadi 499 renminbi atau sekitar Rp 1 juta dan yang teranyar 299 renminbi atau sekitar Rp 600 ribu. 

"Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam. Jadi kualitasnya seperti apa," keluh perempuan yang akrab disapa Meilan ini.

Harga semurah itu bisa didapatkan lantaran travel agent yang bermain menerapkan zero tour free. Artinya, biaya akomodasi disubsidi oleh pihak ketiga. Sebagai ganti dari subsidi tersebut, para wisatawan diarahkan untuk berbelanja di toko-toko tertentu, yang diduga masih satu jaringan dengan pihak yang memberi subsidi tersebut.

Meilan menduga, ada pengusaha dari Tiongkok juga yang membangun usaha Art shop di Bali. Dengan jumlah yang sudah cukup banyak di Bali. Toko -- toko ini yang mensubsidi wisatawan dengan biaya murah itu ke Bali. 

Namun mereka nantinya wajib untuk masuk ke toko -- toko itu. "Ada subsidi dari art shop besar yang punya beberapa di Bali. Subsidi ini yang bisa membuat harga murah" ungkap Meilan.

Situasi ini sama halnya dengan saat kita liburan dengan rombongan, satu bus misalnya ke Bali. Oleh travel agent kita diberi harga nett yang terasa murah. Sebagai gantinya, saat di Bali nanti kita akan diarahkan untuk berbelanja ke toko-toko tertentu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline