Perempuan itu menolak untuk disamarkan wajahnya saat wartawan BBC Nafiseh Kohnavard mewawancarainya pada tahun 2016 usai berhasil menyelamatkan diri dari penyekapan militan ISIS.
"Tak usah, biarkan dunia melihat apa yang kami alami..."
Atas keberanian dan kegigihannya mengampanyekan perlindungan pada korban pemerkosaan dalam peperangan, Nadia Murad, perempuan Yazidi Irak berusia 25 tahun itu diganjar hadiah Nobel Perdamaian 2018.
Penghargaan itu tidak diterima Nadia Murad sendiri. Ada dr. Denis Mukwege, ginekolog dari Kongo yang bersama rekan-rekannya sudah menyelamatkan ribuan perempuan korban pemerkosaan dalam peperangan.
Nadia Murad adalah korban kebrutalan militan ISIS di Irak. Tak hanya kehilangan ibunya dalam peristiwa genosida di kampung halamannya, Nadia juga dipaksa menjadi budak seks para tentara ISIS selama tiga bulan. Dia dibeli dan dijual beberapa kali serta mengalami pelecehan seksual dan fisik selama penahanannya.
Setelah berhasil melarikan diri, ia menjadi aktivis bagi orang-orang Yazidi. Nadia giat berkampanye untuk membantu mengakhiri perdagangan manusia dan menyerukan kepada dunia untuk mengambil kebijakan keras terhadap aksi pemerkosaan yang dijadikan senjata peperangan.
Dalam wawancaranya dengan BBC saat itu, Nadia menggambarkan dengan jelas bagaimana perlakuan militan ISIS terhadap para wanita Yazidi.
Atas kepeduliannya terhadap para korban pemerkosaan dalam peperangan, Nadia dianugerahi Penghargaan Hak Asasi Manusia Vaclav Havel oleh Dewan Eropa pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, Nadia diangkat menjadi Duta Besar PBB untuk para korban selamat dari tindakan pemerkosaan dan perdagangan manusia.
Ketika diberi kabar mengenai anugerah hadiah Nobel Perdamaian yang diterimanya, Nadia mengatakan bahwa banyak Yazidi akan "melihat hadiah ini dan memikirkan anggota keluarga yang hilang, masih belum ditemukan, dan dari 1.300 wanita dan anak-anak, yang masih berada di tahanan".
"Bagi saya sendiri, saya memikirkan ibu saya, yang dibunuh oleh DAESH (ISIS), anak-anak dengan siapa saya dibesarkan, dan apa yang harus kami lakukan untuk menghormati mereka," tambahnya.