Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Foto Boleh Hoaks, Tapi Aksi Mereka Nyata Adanya

Diperbarui: 3 Oktober 2018   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: (twitter @_KateLamb)

Menkominfo merilis siaran pers tentang tersebarnya delapan foto/informasi yang diidentifikasikan sebagai hoaks. Dari delapan informasi tersebut, salah satu yang menjadi sorotan warga net adalah foto dari Front Pembela Islam. Menurut Menkominfo, foto gerak cepat FPI bantu korban gempa Palu adalah hoaks.

Penyebaran berita hoax yang menunggangi bencana alam memang sangat meresahkan. Dikhawatirkan, penyebaran berita hoax ini malah akan menimbulkan kepanikan dan menghilangkan keberadaan informasi yang sebenarnya. Memang, sudah tepat kiranya Menkominfo merilis informasi-informasi yang diidentifikasi sebagai hoaks supaya masyarakat bisa memperoleh informasi yang benar-benar sesuai fakta.

Namun, khusus tentang poin foto FPI, bahasa yang disampaikan Menkominfo terkesan bias dan mengandung distorsi informasi. Entah siapa yang pertama kali menyebarkan foto tersebut dan apa alasannya mengaitkannya dengan aksi kemanusiaan FPI di Palu.

Foto tersebut memang hoaks, karena faktanya foto itu adalah foto tentang aksi FPI di Subang, bukan di Palu. Namun, bukan berarti aksi FPI di Palu termasuk hoaks pula. Harus diakui, diluar segala pemberitaan negatif tentang FPI, mereka selalu berada di garda terdepan jika ada bencana yang menimpa suatu wilayah.

Yang menjadi masalah, poin serta pemberitaan tentang foto gerak cepat FPI yang hoaks ini dimakan mentah-mentah oleh media massa. Hal ini seolah mengubur realita bahwa aksi FPI membantu korban bencana di Palu dan Donggala itu memang benar adanya. Seperti yang disampaikan Kate Lamb, seorang jurnalis Guardians yang saat ini sedang meliput di Palu. Melalui akun twitternya, Kate Lamb menuturkan bahwa satu hal yang baik yang ada disana adalah hadirnya Front Pembela Islam. Tak hanya kesaksian jurnalis luar, banyak video-video dari warga yang menjadi korban bencana di Palu dan Donggala yang tersebar di media massa menuturkan aksi gerak cepat FPI.

Memang, informasi hoaks yang menunggangi bencana patut kita kecam. Tapi bukan berarti kita harus menafikan aksi kemanusiaan yang dilakukan FPI. Toh, selama ini aksi-aksi mereka memang minim pemberitaan. Tak ada media yang meliputnya. Nah, yang jadi pertanyaan, mengapa kali ini Menkominfo sampai harus menegasikan aksi kemanusiaan FPI?

Dalam wacana orang awam, informasi dan berita tentang foto FPI yang hoaks akan dikaitkan dengan aksi mereka. Jika foto itu hoaks, berarti aksi mereka hoaks pula. Inilah yang ditangkap oleh masyarakat awam. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Foto yang dijadikan ilustrasi berita FPI memang hoaks, tapi aksi mereka nyata adanya.

Karena itu, Menkominfo seharusnya hati-hati dan tidak memakai bahasa yang terkesan sangat bias tersebut. Pemberitaan dan informasi ini malah akan semakin memicu perpecahan yang tidak semestinya, yang seharusnya bisa kita hindari. Di saat masyarakat Palu dan Donggala butuh aksi nyata, Menkominfo malah memberi informasi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Sangat tidak bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline