Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Metonimia dan Khasiat Lebih dari Tolak Angin SidoMuncul

Diperbarui: 2 Agustus 2018   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tolak Angin dan Tolak Angin Care SidoMuncul (dok.pribadi)

Setiap kali mendengar kata masuk angin, pikiran saya selalu tertuju pada satu merek produk, Tolak Angin. Seperti saat nenek saya dulu selalu menyebut sepeda motor dengan nama sebuah merek, atau ketika Ibu menyuruh saya membeli air minum kemasan dan menyebutnya dengan merek tertentu pula.

Dalam kaidah bahasa, hal seperti ini disebut metonimia. Yakni istilah untuk menyebut majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merk, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata.

Ada dua faktor yang membuat sebuah produk bisa menjadi pencipta metonimia. Bisa jadi karena merk itu yang pertama ada atau beredar di pasaran, atau karena produk tersebut yang paling laku dijual. Karenanya, pembeli akhirnya mengidentikkan satu produk  dengan satu merk tertentu.

Tolak Angin jelas memenuhi kedua faktor tersebut. Sejak tahun 1930, Tolak Angin SidoMuncul sudah dikenal sebagai obat tradisional yang bisa menyembuhkan masuk angin. Jauh sebelum produk-produk serupa muncul, bisa dibilang waktu itu hanya ada satu produk herbal terpercaya yang bisa mengatasi masuk angin. Jadinya tidak heran jika Tolak Angin menjadi produk yang paling laku dan akhirnya membentuk metonimia bahwa jika masuk angin pasti obatnya adalah Tolak Angin.

Pengalaman Pertama Kali Menggunakan Tolak Angin

Bicara mengenai khasiat Tolak Angin, ternyata tidak hanya untuk mengobati masuk angin saja. Salah satu khasiat Tolak Angin yang sangat bermanfaat bagi saya adalah untuk mencegah pusing dan mabuk perjalanan.

Saya jadi ingat saat pertama kalinya menggunakan Tolak Angin sebagai obat anti mabuk perjalanan.  Ketika itu, saat jaman masih old pada tahun 90-an, saya yang masih berstatus mahasiswa mengikuti kegiatan AgriVisit, semacam study tour ke beberapa pabrik atau industri. Dan salah satu pabrik yang dikunjungi adalah pabrik PT. SidoMuncul di Semarang.

Waktu itu saya masih rentan mabuk perjalanan. Mencium bau mesin kendaraan saja sudah langsung merasa mual. Karena itu saat pihak jurusan mengadakan kunjungan industri ke beberapa pabrik yang jauh, saya agak malas untuk ikut. Takut merepotkan, dan yang pasti malu lah, masak sudah besar masih mabuk perjalanan. Tapi berhubung kegiatan itu wajib dan masuk penilaian salah satu mata kuliah, mau tidak mau saya pun ikut juga.

Sebelum perjalanan jauh, saya sudah melakukan beberapa macam "ritual" yang kata orang-orang bisa mencegah mabuk perjalanan. Seperti makan singkong, menutup pusar dengan koyo, dan alternatif terakhir minum obat anti mabuk. Untuk mengurangi resiko mabuk, saya pun memaksakan diri untuk diam saja, tidak ikut larut dalam kegembiraan rekan-rekan mahasiswa lain di sepanjang perjalanan.

Untunglah, berkat berbagai macam "ritual" yang berat tadi, mabuk perjalanan saya bisa ditunda, meski harus mengorbankan kegembiraan bersama rekan-rekan. Saya pun jadi berpikir, ada gak sih produk yang bisa mengobati mabuk perjalanan tanpa harus merasa ngantuk berat?

Saya pun mendapat jawabannya saat kunjungan ke pabrik SidoMuncul. Bahwa Tolak Angin tidak hanya mengatasi masuk angin saja. Tapi juga efektif dan berkhasiat mengatasi pusing, mual dan muntah akibat mabuk perjalanan.

Saat kunjungan berakhir serta rombongan harus melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, sebelum naik bus saya minum Tolak Angin. Dan benar saja, sepanjang perjalanan dari Semarang ke Yogyakarta, saya tidak merasa mual. Yang lebih mengasyikkan lagi, badan saya terasa lebih segar dan tidak merasa mengantuk. Perjalanan study tour saat itu pun terasa menyenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline