Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Sayur Lodeh Ikan Pari, Menu Sahur yang Selalu Bikin Kangen

Diperbarui: 26 Mei 2018   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayur Lodeh Ikan Pari plus Tahu Goreng (dok.pribadi)

Sahur saat hendak berpuasa adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Jangan sampai mentang-mentang kita sudah merasa kekenyangan dan sulit bangun tidur kemudian melupakan makan sahur. Meskipun itu dengan sebutir kurma dan segelas air putih saja.

Menu makanan sahur pun tak perlu mewah. Yang penting kebutuhan gizinya terpenuhi supaya kita bisa tetap segar dan bugar saat beraktivitas di siang hari. Sebisa mungkin kita menghindari makanan instan. Meskipun saya sendiri kadang tak bisa menghindari karena waktunya yang sempit, terlambat bangun atau pas kebetulan bahan masakan di rumah habis.

Dari sekian banyak pilihan menu sahur yang bisa disediakan di rumah, ada menu favorit yang bagi saya selalu menimbulkan rasa kangen. Menu itu adalah sayur lodeh ikan pari. Rasa kangennya timbul karena menu ini biasanya dimasak oleh Ibu jika saya bertandang pulang ke kampung halaman di Surabaya. Meskipun istri saya juga bisa membuatkan berdasarkan resep yang diajarkan Ibu saya, tetap saja rasa dan nuansanya berbeda jika yang membuat masakan itu ibu.

 Ikan pari, dalam bahasa kampung saya biasa disebut "Iwak Pe". Iwak adalah sebutan untuk ikan, sedangkan Pe, saya kurang paham darimana etimologi sebutan tersebut. Mungkin mengambil huruf pertama dari kata "Pari". Yang jelas, jenis ikan ini banyak dijual di pasar ikan Pabean, Surabaya atau dibawa oleh tukang sayur keliling.

Seperti apa resep sayur lodeh ikan pari ini? Sama seperti sayur lodeh biasa. Sayurannya bisa berupa nangka muda yang oleh Ibu saya disebut Ketewel. Tapi yang lebih umum menggunakan Labu siam atau jipang.

Ikan parinya juga tidak bisa sembarangan. Melainkan harus yang segar, yang tekstur dagingnya masih kenyal. Jika ikan parinya sudah lama, dagingnya akan terasa lembek, dan itu malah akan mempengaruhi rasa kuah sayur lodehnya.

Sebelumnya, ikan pari itu harus digoreng terlebih dahulu. Setelah itu, baru dicampurkan dalam sayuran sebelum mendidih. Jangan ditanya resep yang lebih detil atau bumbunya apa saja karena saya hanya bisa menikmati saja.

Sebagai lauk pendamping Ibu atau istri saya memilih tempe atau tahu goreng. Supaya bisa dinikmati saat makan sahur, kami biasa memasaknya di malam hari setelah sholat tarawih. Kadang kami memasaknya lebih awal untuk menu buka puasa dengan porsi sedikit berlebih supaya masih ada sisa untuk dimakan saat sahur nanti.

Sayangnya, di kota Malang ini Istri saya kesulitan untuk memasak menu sahur favorit ini. Penyebabnya karena sulit mendapatkan ikan pari yang segar. Berbeda dengan Surabaya yang punya pasar Ikan besar dan lengkap seperti di daerah Pabean Cantikan, di kota Malang tidak ada pasar ikan selengkap itu. Yang banyak dijual pedagang di pasar atau tukang sayur keliling cuma ikan tawar saja. Kalaupun ada yang menjual, ikan parinya juga sudah tidak segar, dan tekstur dagingnya sudah lembek.

Selain menu makan sahur utama tadi, tentu saja jangan sampai lupa makanan penyeimbang lainnya seperti buah-buahan. Dan yang terakhir, minum air putih minimal 2 gelas, sebelum waktu sahur habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline