Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Mari Menyambung Silaturahim untuk Menyempurnakan Ramadan

Diperbarui: 18 Mei 2018   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (suaramuslim.net)

Bulan Ramadan memang selalu dirindukan siapa saja, khususnya oleh umat Islam. Tak hanya syariat puasanya, tapi juga suasana selama bulan Ramadan yang tidak pernah didapat di bulan-bulan lainnya. Masjid dan mushola bersolek.

Dinding yang kusam dicat kembali. Tempat wudhu yang airnya sering macet lekas diperbaiki. Karpet yang biasanya hanya disimpan di gudang digelar semua untuk mengantisipasi membludaknya jamaah sholat khususnya waktu tarawih.

Tradisi Menjelang Ramadan

Bagaimana dengan umat Islam? Mereka juga punya persiapan sendiri menyambut bulan Ramadan. Di beberapa daerah, terutama yang tradisi NU-nya kental, umat Islam menyambut Ramadan dengan berziarah kubur. Selain untuk mendoakan sanak kerabat yang sudah meninggal, juga untuk mengingatkan diri sendiri, mungkin Ramadan kali ini adalah yang terakhir bagi mereka. Karena siapa tahu, Ramadan tahun depan, makam mereka lah yang akan diziarahi keluarga lainnya.

Seperti yang terlihat di pemakaman umum Polehan dan Kutobedah, kota Malang yang terletak berdampingan. Sore hari seminggu menjelang Ramadan, suasana pemakaman biasanya ramai dengan para peziarah. 

Masyarakat yang tinggal di sekitar pemakaman juga ikut menangguk rezeki dengan berjualan bunga. Anak-anak menawarkan diri untuk membersihkan rumput yang tumbuh liar hingga ada yang menutupi batu nisan. Tentu dengan imbalan seikhlasnya. Sementara para pemuda sibuk mengatur parkir dan lalu lintas di depan pemakaman.

Selain berziarah kubur, di kampung-kampung biasanya juga mengenal tradisi Megengan. Masyarakat, terutama ibu-ibu membuat aneka hidangan, terutama jajanan apem. Sore harinya, mereka saling berkunjung sembari menyerahkan aneka hidangan yang sudah mereka buat. Tradisi ini mempunyai makna bahwa kita hidup dalam masyarakat sosial. Karena itulah tali silaturahim harus tetap disambungkan, jangan sampai terputus. Jajanan apem sendiri mempunyai filosofi sebagai permintaan maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat.

Keutamaan Silaturahim 

Pada hakekatnya, menyambung ikatan tali silaturahim tak harus dirupakan dalam bentuk sebuah tradisi di masyarakat. Menjaga dan menyambung ikatan tali silaturahim di bulan Ramadan sebenarnya adalah untuk memenuhi kesempurnaan bulan penuh hikmah ini. Segala kegiatan ibadah di bulan Ramadan tak hanya berdimensi vertikal, semata karena Allah saja. 

Tapi juga ada semangat horizontal, hubungan timbal balik antar makhluk ciptaan Allah. Semangat kebersamaan antar sesama umat bisa terlihat dari ritual ibadah shalat berjamaah lima waktu dan Tarawih, kuliah subuh, berbuka bersama di masjid, zakat fitrah dan sebagainya. Semua itu dibungkus dalam wadah kebersamaan yang dirajut dalam ikatan silaturahim.

Menyambung tali silaturahim bahkan merupakan salah satu ibadah horizontal yang sangat penting. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadist Rasulullah saw, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada sholat dan puasa?" Sahabat menjawab, "Tentu saja!" Rasulullah pun kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan." (HR. Bukhari-Muslim).

Hadist Nabi diatas memberi gambaran pada kita bahwa menyambung tali persaudaraan mempunyai nilai apresiasi pahala yang bahkan lebih besar daripada pahala ibadah sholat dan puasa. Tak hanya bernilai pahala yang tinggi, menjaga silaturahim juga bisa memanjangkan usia dan memperbanyak rezeki.

Manfaat Silaturahim di Bulan Ramadan

Silaturahim selama bulan Ramadan juga bisa memberi kesempatan pada kita semua untuk mendekatkan hati yang menjauh. Di luar bulan Ramadan, kita semua terlena dengan segala kesibukan mengejar dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline