Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Taman Wisata Bendungan Karangkates yang Nyaris Terbengkalai

Diperbarui: 1 Mei 2018   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kolam renang di Taman Wisata Bendungan Karangkates (dok.pribadi)

Tempat parkir itu nampak kosong. Hanya ada dua mobil, serta lima sepeda motor  yang mengisi tempat parkir Taman Wisata Bendungan Karangkates, Malang. Mungkin karena ini hari sabtu siang, sehingga tidak banyak orang yang berkunjung.

Namun menurut Mulyono, penjaga parkir di taman tersebut, Taman Wisata Bendungan Karangkates memang sudah lama sepi pengunjung. Yang ramai hanya mereka yang hendak berenang di kolam renang. Keberadaan wahana kolam renang ini seakan menambah nafas baru bagi Taman Wisata Bendungan Karangkates yang hampir satu dekade ini nyaris terbengkalai.

Bendungan Karangkates merupakan salah satu bendungan terbesar di Indonesia. Jaman masih kuliah dulu, saya sering bermain disini bersama teman-teman, memancing ikan "Harmoko" di tepi bendungan sebelah selatan. Dinamakan ikan "Harmoko" karena benih-benih ikan yang ada di bendungan ini dulu ditabur oleh pak Harmoko, mantan Menteri Penerangan era pemerintahan Suharto. Wujud asli ikan ini mirip dengan ikan mujair, hanya saja bentuknya lebih kecil dan lebih gesit. Sulit sekali memancingnya.

Bendungan Karangkates dibangun pada tahun 1975 -- 1977 dengan menghabiskan anggaran sebesar USD 37,97 juta atau sekitar Rp.10.093 Milyar. Bendungan yang terletak di jalan raya Malang-Blitar ini diresmikan penggunaannya pada 4 September 1977 oleh Presiden Soeharto dan diberi nama Bendungan Sutami sebagai bentuk penghargaan dan tanda terima kasih pemerintah kepada Prof. Dr. Ir. Sutami atas jasa-jasanya bagi pembangunan di Indonesia. Menempati lahan seluas 6 hektar, Waduk atau Bendungan Karangkates memanfaatkan aliran Sungai Brantas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memiliki kapasitas 3 x 35 megawatt (MW) dan dapat memproduksi listrik sampai dengan 400 juta kwh pertahun.

Dalam perkembangannya, Bendungan Karangkates dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas dan sarana olah raga seperti kolam pemancingan ikan, lapangan golf dan lapangan tenis serta dimanfaatkan sebagai taman wisata yang menempati lokasi di dua tempat, yaitu di sebelah utara Bendungan Karangkates dan di sebelah Selatan Bendungan Lahor. Biaya masuknya murah, cuma 7 ribu rupiah di hari biasa dan 10 ribu rupiah di akhir pekan.

Belakangan ini, Taman Wisata yang ada di bagian utara bendungan Karangkates kondisinya mengenaskan. Banyak fasilitas yang ada di taman tersebut dibiarkan begitu saja tanpa ada perawatan. Beberapa cottage yang ada di bagian bawah di tepi bendungan plafonnya banyak yang jebol. Begitu pula dengan taman bermain anak yang ada di sebelah restoran. Mainan ayunan terlihat berkarat, dan miniatur hewan-hewan dari pipa dan ban bekas sudah berwarna suram karena catnya mengelupas. Hanya rumputnya saja yang masih terawat. Seorang bapak tua terlihat membersihkan sampah dedaunan di area taman bermain.

Di area camping ground di sisi timur, terdapat dua pasang bangunan yang bentuknya unik. Satu bangunan besar berbentuk segitiga sama kaki, dengan kaki atap nyaris menyentuh tanah, hanya berjarak 80 centi saja. Beberapa gentengnya sudah copot, dan plafon di pintu depan ada yang jebol. Rumput liar tumbuh dengan lebatnya di sekeliling bangunan.

Bangunan barak yang unik dan menyeramkan (dok.pribadi)

Di sebelah pintu masuk yang tertutup rapat, terdapat plakat nama bertuliskan Barak 1, khusus buat peserta. Saya iseng mengengok ke dalam lewat jendela, kondisinya berantakan. Disebelah bangunan utama ini, ada bangunan kecil berbentuk kerucut. Rupanya ini adalah kamar mandi bersama yang terpisah. Sepasang bangunan  ini dulunya dipakai untuk penginapan para peserta pelatihan atau rombongan yang mengadakan outbound dan camping di kawasan Bendungan Karangkates. Namun karena sepi pengunjung, bangunan-bangunan ini akhirnya dibiarkan terlantar. Saking terlantarnya, mungkin anak saya merasakan aura mistis dan bilang, bangunan-bangunan ini seperti rumah The Conjuring.

spot foto yang terbengkalai (dok.pribadi)

Berjarak sedikit ke arah selatan menuju tepi danau, terdapat dua spot foto. Yang pertama adalah sepeda onthel kuno yang posisinya menanjak, ditopang oleh kerangka besi di sekitarnya. Lagi-lagi kondisinya mengenaskan, karena beberapa bagian sepeda dan kerangka besinya sudah berkarat. Spot foto yang kedua masih lebih baik. Berbentuk lingkaran matahari dari ranting dan akar pohon, spot foto ini menghasilkan pemandangan yang menarik dengan latar belakang danau dan perbukitan hijau di belakangnya.

spot foto di Taman Wisata Bendungan Karangkates (dok.pribadi)

Saat taman wisata ini baru diresmikan, pengunjung bisa menyewa perahu atau speedboat yang akan membawa mereka berkeliling waduk. Tarifnya hanya lima ribu rupiah per orang. Ada pula wahana banana boat. Sekarang, perahu-perahu kecil itu tidak dijumpai lagi. Ketika saya kesana pada Sabtu (28/4) kemarin, cuma ada 4 speedboat yang sedang bersandar. Tidak ada ada satu pun pengunjung yang menyewanya.

Kondisi tepi bendungan juga tidak terawat. Sebuah gazebo yang menjorok ke bendungan beberapa lantai kayunya copot. Jika tidak awas dan hati-hati, pengunjung bisa terperosok. Kondisi yang sama juga terdapat di beberapa tangga dermaga lainnya. Banyak lantai betonnya yang ambrol atau goyah. Di satu sisi, tidak ada satu pun petugas yang mengawasi bila ada pengunjung yang bermain-main di tepi bendungan. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan bila sewaktu-waktu ada pengunjung yang kecelakaan tidak ada petugas yang menolong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline