Di masa sekarang, internet bukan lagi sekedar gaya hidup. Internet sudah berubah menjadi kebutuhan pokok. Setiap sendi kehidupan berbalur erat dengan keberadaan internet. Namun mulai tengah malam nanti, sebagian dari kita, yakni masyarakat yang tinggal di pulau Bali, harus belajar menjalani kehidupan tanpa internet, meski cuma dalam waktu 1 x 24 jam saja.
Sejak internet lahir, ini adalah yang pertama kali masyarakat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Nyepi tanpa bisa mengakses internet. Bagi masyarakat non Hindu yang saat Nyepi tinggal di Bali, ketiadaan internet mungkin dirasakan sangat menyiksa.
Internet adalah satu-satunya media dimana mereka bisa mengakses hiburan karena saat Nyepi siaran televisi dan radio dimatikan, serta tak boleh menyalakan lampu penerangan. Namun kali ini, tak ada lagi denting notifikasi pesan Whatsapp, atau streaming video di Youtube.
Ketiadaan internet pada perayaan Nyepi kali ini adalah buah dari perilaku warga yang tidak bertanggung jawab. Tahun-tahun sebelumnya, ketika Nyepi tiba, banyak warga yang mengunggah foto-foto suasana Nyepi di lingkungan sekitar mereka.
Terutama foto-foto yang menggambarkan lengangnya jalan raya, hingga swafoto di ruang terbuka. padahal, Nyepi adalah masa dimana warga Hindu diharapkan bisa tenang dan khusyuk dalam melakukan Catur Brata Penyepian. Tidak boleh ada aktifitas apapun di luar rumah.
Karena itulah di tahun ini, Pemerintah Provinsi Bali dan Parisadha Hindu Darma Indonesia mengeluarkan surat himbauan agar operator internet mematikan layanan data internet mereka selama Hari Raya Nyepi. Gaung pun bersambut, Kementerian Komunikasi dan Informasi merestui himbauan tersebut dan operator internet berjanji untuk menyanggupi.
Meski sempat menuai pro dan kontra, merayakan Nyepi tanpa internet adalah hal yang biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mengutip perkataan seorang teman, toh kita masih bisa tetap hidup tanpa internet, apalagi ini cuma 1 x 24 jam saja. Begitu pula dengan warga non Hindu yang saat Nyepi sedang berada di Bali. Tak perlu merasa cemas berlebihan apalagi merasa kekurangan sarana hiburan untuk melewatkan waktu.
Justru dengan ketiadaan internet ini, mereka yang tinggal di Bali bisa merasakan suasana Nyepi dengan sesungguhnya. Sewaktu masih bekerja di Bali, saya sendiri sering tinggal disana saat Nyepi tiba, alih-alih harus pulang atau mudik seperti yang dilakukan beberapa rekan sejawat.
Heningnya lingkungan sekitar, gelapnya malam dengan kerlip bintang yang berhamburan, tidak akan bisa didapatkan di tempat lain kecuali di Bali pada waktu Hari Raya Nyepi.
Saat Nyepi tiba, kita, terutama warga non Hindu bisa beristirahat total, baik secara fisik maupun pikiran. Tidur adalah aktivitas terbaik untuk melewatkan waktu. Bosan tidur terus? Siapkan banyak buku sebelum hari H tiba.
Tak ada buku atau tidak tertarik untuk membaca? Ajaklah teman dan keluarganya untuk menginap bersama. Saya dulu juga begitu, ketika internet belum menjadi kebutuhan pokok seperti saat ini.