Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Melacak Taman Kota Malang yang Kini Hilang

Diperbarui: 15 Maret 2018   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

papan petunjuk jalan Taman Ungaran Malang (dok.pribadi)

Sebuah papan petunjuk jalan berdiri tegak di ujung jalan Taman Ungaran. papan ini lain dari papan nama jalan biasa. Ukurannya lebih besar tiga kali lipat. Selain itu, jika papan jalan biasa hanya berisi nama jalan, papan yang satu ini mempunyai penjelasan lengkap, "Dahoeloe Ungaran Park/Taman Oengaran, sekarang Jalan Ungaran/Taman Ungaran"

Nama Oengaran Park, atau Taman Oengaran adalah salah satu dari banyak taman Kota Malang yang dibangun pemerintah Kotapraja Malang era kolonial. Ketika mendapat status sebagai geemente/kota madya, pemerintah Kota Malang merasa perlunya pemekaran dan perluasan area kota dan pemukiman untuk menampung para imigran warga Belanda. Sebagai penasehat sekaligus arsitek penata kota, ditunjuklah Ir. Herman Thomas Karsten.

Antara tahun 1914-1929, Malang sudah mempunyai 8 tahap perencanaan kota yang pasti. Masing-masing tahapan tersebut dinamakan sebagai Bouwplan I s/d VIII. Tujuan utama dari perluasan ini adalah pengendalian bentuk kota akibat dari pertambahan penduduk serta kemajuan ekonomi yang sangat cepat.

Bouwplan merupakan konsep city garden, serta dimaksudkan sebagai respons pemerintah kota terhadap dinamika kehidupan sosial ekonomi dan pertumbuhan demografi kota yang terus meningkat, terutama kehadiran migran menetap dari kalangan orang Eropa. Sekitar tahun 1900 generasi baru berkebangsaan Belanda berimigrasi ke Hindia Belanda, dan berhasrat merubah kota menjadi mirip dengan kota asalnya di negeri Belanda.

Karena dirancang sebagai kota taman, maka tidak heran jika Karsten dalam merancang dan menata Kota Malang akhirnya membangun banyak taman kota. Ketika itu, ada dua penyebutan bentuk taman, yakni plein (bundaran) dan park (taman). Dukut Imam Widodo dalam buku Malang Tempo Doeloe (Bayumedia, 2006) menyebutkan, tidak kurang dari 11 taman yang berhasil dibangun pemerintah Kota Malang pada era kolonial. 

Yakni Coenplein, Stoollpark, Tjeremeeplein, Smeroepark (disebut juga Beatrixpark), Slametpark, Oengaranpark, Merbaboepark, Idjenplein, Gajamplein, Edward Soesmanpark, dan Bandaplein. Sementara dalam Straatnamenlijst Malang Nederlands 1940, Indonesisch 1995 yang ditulis van Schaik, terdapat 12 taman dengan satu penambahan yakni Wilisplein.

Taman-taman kota tersebut sebagian besar berada di kawasan Bergenbuurt, atau kawasan rumpun jalan gunung-gunung. Sedangkan sisanya berada di kawasan Eilandenbuurt (kawasan rumpun jalan pulau) dan kawasan rumpun jalan buah-buahan. Satu taman yang lain, yakni Coenplein merupakan ikon Kota Malang yang sekarang bernama Bundaran Tugu Balai Kota.

Dalam perkembangannya hingga sekarang ini, taman-taman Kota Malang banyak yang bertahan dan tetap terpelihara. Namun ada juga yang hilang dan berganti wujud menjadi perumahan atau sarana umum lainnya. Untuk mengetahui taman kota mana saja yang bertahan dan tetap ada serta mana yang hilang, kita bisa melihatnya melalui perbandingan peta topografi Kota Malang seperti berikut ini:

Peta dari Survey Directorate Head Quarters ALFSEA, dipublikasikan Januari 1946. Sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/816949

Pada peta diatas, terdapat 10 taman kota yang berada di kawasan Bergenbuurt yang sesuai penomoran adalah:

1. Smeroepark
2. Gajamplein (berada di kawasan rumpun jalan buah-buahan)
3. Slametpark
4. Merbaboepark
5. Oengaranpark
6. Tjermeplein
7. Boeringplein
8. Smeroeplein
9. Wilisplein
13. Idjenplein

Dengan membandingkannya pada peta satelite Google, kita akan tahu taman kota mana yang tetap bertahan, berubah fungsi, atau hilang sama sekali. Perubahan paling mencolok tentu saja terdapat pada keberadaan Smeroepark.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline