Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Warna-warni Kampung Wisata Jodipan yang Mulai Memudar

Diperbarui: 9 Januari 2018   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Wisata Jodipan, Malang (dok.pribadi)

Ketika diperkenalkan ke publik sekitar 3 tahun yang lalu, Kampung Wisata Jodipan, atau lebih dikenal sebagai kampung warna-warni menjelma menjadi ikon pariwisata kota Malang. 

Banyak yang kagum dengan transformasi drastisnya, dari semula kampung yang penuh sesak dengan penghuni dan terkesan kumuh, menjadi kampung yang berwarna ceria, aset pariwisata kota, dan tentunya mampu menjadi sumber pendapatan warga setempat. Berbagai foto wajah kampung yang berwarna-warni dan instagrammable menjadi viral di media sosial. 

Hingga kemudian banyak yang menyamakan KWJ dengan eksotisnya kawasan pemukiman Favella di Brazil. Tak sedikit pula yang menyamakannya dengan indahnya tempat wisata Santorini di Yunani, meski yang terakhir ini terkesan sangat berlebihan.

Sayangnya, wajah Kampung Wisata Jodipan kini perlahan memudar. Jika kita lihat dari sisi jembatan Brantas, banyak genteng rumah yang dulunya dicat dengan warna-warni ceria sekarang terlihat kusam kehitaman. 

Tak berbeda jauh ketika kita melihatnya dari dekat, langsung turun ke kawasan kampung tersebut. Mural dan warna cat tembok di rumah-rumah warga pun sudah banyak yang memudar dan kusam. Beberapa bagian terlihat mengelupas. Kondisi yang serupa terlihat pula di Kampung Tridi, yang terletak berseberangan dengan KWJ.

kondisi kampung tridi (dok.pribadi)

Hal ini memang tidak terlalu berpengaruh pada antusiasnya wisatawan lokal yang berkunjung. Setiap hari, ada sekitar 100-an orang yang sebagian besar adalah anak-anak muda berkunjung ke KWJ untuk berfoto. 

Stabilnya pengunjung KWJ, meski warna-warni kampungnya mulai memudar lebih banyak disebabkan adanya Jembatan Kaca, wahana baru yang sekarang jadi spot favorit pengunjung. Jembatan Kaca adalah jembatan yang melintasi sungai Brantas, dan menghubungkan KWJ dengan Kampung Tridi diseberangnya. Jembatan yang terbuat dari besi dengan dasar pijakan kaca tebal ini mampu menopang pengunjung maksimal 50 orang.

jembatan kaca di Kampung Wisata Jodipan-Kampung Tridi (dok.pribadi)

Pudarnya warna-warni KWJ seakan menjadi kontras jika kita melihat diseberang barat Jembatan Brantas. Warna biru dari cat yang baru dioleskan di genteng rumah-rumah penduduk berpendar ceria. Inilah Kampung Biru Arema, sebutan untuk perkampungan yang membujur di area barat Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, tepatnya di bawah jalan Embong Brantas. 

Wajar jika cat-cat di genteng rumah warga disini masih terlihat cerah, karena memang proyek membirukan kampung ini baru selesai semester akhir tahun 2017. Biru adalah warna yang menjadi ciri khas Arema FC, klub sepakbola kebanggaan masyarakat Malang. Jika KWJ diidentikkan dengan Favella-nya Brazil, maka Kampung Biru pun disamakan dengan Blue Village, atau Smurf Village di Genal Valley, Spanyol. 

Karena catnya masih baru dan terlihat lebih segar, banyak wisatawan yang pada akhirnya mengalihkan spot fotografi mereka ke Kampung Biru.

kampung-biru-arema (dok.liputan6)

Kondisi KWJ yang perlahan memudar semestinya menjadi perhatian serius pihak Pemkot Malang, sponsor cat dan juga warga setempat. Saat memperkenalkan KWJ sebagai Kampung Wisata, Walikota Malang Moch Anton mengatakan KWJ adalah model penataan kampung padat huni di kota Malang. Abah Anton, panggilan akrab Wali Kota juga berjanji akan melakukan penataan yang serupa pada kampung-kampung padat huni lainnya, supaya kesan kumuh hilang dan berganti menjadi sebuah kampung yang mempunyai potensi padat karya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline