Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Kaleidoskop Gubernur Baru Jakarta, dari Pribumi hingga Tanah Abang

Diperbarui: 27 Desember 2017   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: republika.co.id

Jakarta akhirnya mempunyai pemimpin baru. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akhirnya dipilih mayoritas warga Jakarta untuk memimpin Daerah Khusus Ibukota ini selama lima tahun kedepan.Terlepas dari tegang dan panasnya Pilkada Jakarta sebelumnya, warga Jakarta kini menanti bagaimana pemimpin baru mereka membenahi Ibukota Indonesia ini menjadi lebih baik lagi. Janji-janji saat kampanye pun mulai ditagih.

Kepemimpinan Anies-Sandi baru berjalan dua bulan lebih, tapi dalam kurun waktu tersebut sudah banyak pro dan kontra yang menyertai setiap kebijakan pemimpin baru Jakarta tersebut. Kontroversi pertama muncul sesaat setelah Anies Baswedan berpidato dalam pelantikan dirinya di Balaikota DKI Jakarta. 

Penyebabnya sederhana: sepatah kata "Pribumi" yang diucapkan Anies dalam pidatonya. Meski begitu, diksi Pribumi ternyata mampu menyulut reaksi beragam dari segenap warga, tak hanya di Jakarta saja, tapi sudah menjadi isu nasional. Anies dianggap rasis, dan membuka luka lama yang sudah berusaha dikubur oleh pemerintah.

Dalam sebuah artikel, saya mengulas bahwa yang menyebut "Pribumi" adalah rasis berarti gagal paham. Tak ada yang kontroversial dalam pidato Anies yang memuat diksi Pribumi tersebut karena beberapa pejabat sebelumnya juga pernah mengucapkan pidato yang memuat diksi Pribumi. 

Tak kurang dari Presiden Joko Widodo sendiri juga pernah diberitakan berpidato dengan kata Pribumi, meski kemudian berita tersebut diralat oleh media menyusul meluasnya kontroversi diksi Pribumi.

Belum reda kontroversi Pribumi, Gubernur baru Jakarta kembali menjadi perhatian nasional. Anies resmi menutup Hotel Alexis. Sebenarnya tidak tepat kalau dikatakan menutup, karena faktanya Pemprov DKI tidak memperpanjang ijin operasional dari hotel tersebut. Kebijakan ini tentu saja ramai diperbincangkan dan menjadi isu hangat di seantero Indonesia.

Rullysyah mengatakan bahwa keputusan Pemprov DKI Jakarta yang tidak memperpanjang ijin operasional hotel Alexis membuat Anies Baswedan menjadi semakin "seksi". Ada dua poin krusial yang membuat keputusan tersebut bisa melambungkan nama sang Gubernur. 

Yang pertama adalah Anies sudah "MEMBAYAR CASH" salah satu janji kampanyenya yang menyebut akan menutup Hotel tersebut. Cukup tinggi nilai kredibilitas yang didapat Anies terhadap para pendukungnya terkait soal ini.

Poin yang kedua, selain Pendukung Anies (masyarakat yang diberi janji politik), masyarakat luas lainnya baik yang tinggal di Jakarta maupun di luar Jakarta yang sudah lama ini tidak suka dengan keberadaan Hotel Alexis akhirnya mulai timbul simpati kepada Anies Baswedan. Mereka salut dengan Keberanian dan Keteguhan Anies Baswedan menutup Hotel "Surga Dunia" itu.

Memasuki bulan November, warga Jakarta pun kembali menagih janji kampanye dari Gubernur Baru, yakni penanganan banjir. Siapapun calon, kandidat, atau pasangan pemimpin yang terpilih di DKI Jakarta, bisa dipastikan banjir adalah salah satu bahan jualan mereka. Dan ketika banjir kembali menerpa, Yeremias Jena menyoroti solusi dan cara Anies Baswedan menanggapi banjir kali ini

Dalam menanggapi banjir di Kampung Baru Ulujami, Anies memerintahkan bawahannya untuk membereskan banjir tersebut, bagaimanapun caranya. Karena menurut Anies, warga tahunya banjir harus segera dibereskan, dan bagaimana caranya itu adalah urusan pemerintah. Model tanggapan Anies ini tentu saja langsung mendapatkan reaksi dari warga, terutama warganet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline