Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Mengenal Kopi Kulit Nongkojajar

Diperbarui: 11 Maret 2017   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Kulit Nongkojajar. Dok.pribadi

Istilah Kopi Kulit mungkin masih terdengar asing di telinga para penikmat minuman kopi. Faktanya, istilah ini sudah sangat familiar bagi petani dan penyangrai kopi di sentra-sentra perkebunan kopi. Dan Kopi Kulit Nongkojajar adalah yang terbaik diantara varian kopi kulit lainnya.

Nongkojajar merupakan daerah penyangga wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Meski secara geografis Nongkojajar lebih dekat pada wilayah Kabupaten Pasuruan, tapi secara administratif Nongkojajar masuk wilayah kabupaten Probolinggo. Daerah ini memiliki tanah yang sangat subur dengan perbukitan dan pemandangan yang indah. 

Berada pada ketinggian 900 – 1200 MDPL, tanaman kopi tumbuh subur di Nongkojajar. Maka tidak heran jika hampir semua petani memiliki pohon kopi. Baik kopi yang di tanam di lahan besar maupun kopi yang di tanam di pekarangan rumah. Pengetahuan petani dalam mengelola pohon kopi pun terbilang cukup bagus, sehingga kopi-kopi yang di hasilkan memiliki rasa yang kuat dengan beraneka ragam aroma.

Selain dijual dalam bentuk biji kopi mentah ataupun sangrai, beberapa petani kopi di Nongkojajar mengolahnya sendiri menjadi Kopi Kulit. Seperti apa Kopi Kulit itu? 

Pada umumnya, kopi yang biasa dikonsumsi diolah dari biji buah kopi yang disangrai. Buah kopi yang sudah matang (petik merah) terlebih dahulu dikupas kulitnya, hingga menyisakan biji buahnya saja untuk kemudian disangrai hingga menjadi biji kopi sangrai (roasted coffee bean). Nah, bagaimana jika buah kopi itu langsung disangrai tanpa dikelupas dulu kulit buahnya? Inilah yang dinamakan Kopi Kulit. 

 

Kopi Kulit biasanya diolah dari biji kopi sortiran, baik dari jenis Robusta atau Arabika, namun tidak sedikit pula yang mengolahnya dari biji kopi grade terbaik. Ketika sudah digiling halus, penampakan kopi kulit tidak ada bedanya dengan kopi biasa (tanpa kulit). 

Hanya saja ada satu ciri khas yang membedakan kopi kulit dengan kopi bubuk biasa, yakni aroma dan citarasa asam seperti pada asamnya buah segar yang dibakar. Begitu pula saat diseduh, aroma asam buah segar itu begitu kuat. Meski citarasa asamnya begitu kental, jangan khawatir, tetap aman untuk lambung saat dikonsumsi.

Selain Nongkojajar, beberapa daerah sentra perkebunan kopi di Jawa Timur juga sudah mulai memproduksi Kopi Kulit, seperti Dampit dan Bondowoso. Tapi, tetap yang terbaik hanya bisa ditemukan di Kopi Kulit Nongkojajar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline