Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Misteri Hak Siar ISL 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kasus somasi PSSI terhadap aktivis SOS Apung Widadi seakan membuka mata publik pecinta sepakbola Indonesia, bahwa ada begitu banyak misteri dalam pengelolaan keuangan PSSI. Selain masalah hak siar timnas U-19, ada satu lagi misteri hak siar yang mungkin belum banyak disadari oleh masyarakat, yakni hak siar ISL, terutama di musim 2014 ini.

Dalam Public Expose Viva Grup di tahun 2012, Presiden Direktur Viva Grup Erick Thohir menegaskan bahwa PT. Visi Media Asia Tbk (Viva Grup) akan mengandalkan konten ISL dan Piala Dunia 2014 sebagai target utama untuk mengeruk pendapatan. Erick menjelaskan, dengan VIVA mempunyai kontrak sepak bola ISL selama lima tahun, dan dikombinasikan dengan ajang Piala Dunia 2014, diharapkan dapat menjadi ujung tombak dan peningkatan kontribusi pendapatan tahun depan.

Kala itu, ISL masih merupakan liga tak resmi dan tidak diakui oleh PSSI. Meskipun begitu, Viva Grup ternyata berani mengambil resiko dengan membeli hak siarnya 5 tahun sekaligus, meski tidak disebutkan nominalnya berapa. Dengan asumsi kontrak hak siar dilakukan tahun 2012, berarti Viva Grup masih punya kesepakatan kontrak dengan ISL, dalam hal ini PT. Liga Indonesia hingga tahun 2017.

Anehnya, tiba-tiba saja kontrak hak siar ISL berpindah tangan. Seperti yang diketahui, pada awal tahun 2013, PT. Liga Indonesia mengumumkan kesepakatan kerjasama dengan BV Sport untuk mengelola hak komersial dari ISL yang berdurasi 10 tahun. Nilai kerjasama ini pun terbilang cukup menakjubkan, mencapai 1,5 trilyun rupiah. Dengan harga yang begitu tinggi, maka BV Sport berhak atas pengelolaan hak komersial ISL yang meliputi hak siar kompetisi, sponsor, branding dan kampanye Liga.

Keanehan hak siar ISL ternyata berlanjut. Memasuki musim kompetisi 2014, dimana ISL sudah resmi diakui dan menjadi satu-satunya kompetisi kasta tertinggi di Indonesia, hak siar ISL kembali berpindah tangan. Kali ini MNC Grup yang berhak mengelolanya. PT. LI sendiri menyatakan, sebagai pemegang hak komersial, BV Sport berhak menjual kepada pihak manapun hak siar kompetisi ISL. Dan kebetulan yang berhasil merebut hak siar ISL adalah MNC Grup, dengan nilai yang lumayan besar, yakni 150 milyar untuk satu musimnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah begitu mudahnya Viva Grup melepas hak siar yang mereka peroleh ke BV Sport? Apalagi dalam sebuah public expose Presdir Viva Grup dengan gamblang menjelaskan ke khalayak ramai, bahwa salah satu sumber pendapatan perusahaan tersebut adalah dari kompetisi ISL. Faktanya, apa yang mereka paparkan ke publik itu tiba-tiba lenyap dan berpindah tangan. Tanpa ada sebuah penjelasan apapun. Semenjak public expose hingga sampai saat ini, belum ada pemberitaan tentang perpindahan hak siar ISL, dari Viva Grup ke BV Sport. Dengan adanya fakta ini, boleh dibilang apa yang dikemukakan Presdir Viva Grup saat public expose adalah kebohongan semata. Karena faktanya untuk musim 2014 ini, ISL berpindah tayang ke grup MNC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline