Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Prestasi vs Peringkat FIFA

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Merosotnya peringkat Indonesia di daftar ranking FIFA kembali menjadi sorotan publik sepakbola tanah air. Setelah sebelumnya turun dua tingkat, kali ini peringkat Indonesia merosot tajam 9 tingkat di posisi 168. Di tingkat Asean, peringkat tertinggi ditempati oleh Thailand (131), dan hanya Indonesia yang mengalami penurunan tingkat. Turunnya peringkat Indonesia secara drastis ini disebabkan jarangnya, atau malah hampir tidak pernah timnas Indonesia melakukan pertandingan internasional. Padahal, inilah faktor utama untuk bisa menaikkan peringkat FIFA. Terakhir kali Indonesia melakukan tanding internasional adalah saat laga friendly match di Filipina dengan hasil imbang 2-2.

Sebenarnya, bagaimana cara menghitung poin yang diperoleh dalam peringkat FIFA? Tak perlu susah-susah, website FIFA sudah menyediakan alatnya. Dengan menggunakan prognosis tools, kita bisa menghitung kemungkinan perolehan poin yang akan didapat suatu negara berdasarkan hasil pertandingan yang sudah didaftarkan di FIFA. Yang menjadi penentu adalah menang, seri atau kalah, berapapun skor yang dihasilkan.

Sekarang, kita mencoba menghitung kemungkinan perolehan poin Indonesia. Di bulan September, PSSI mengadakan 4 laga ujicoba yang sudah didaftarkan secara resmi ke FIFA, sehingga hasilnya bisa mempengaruhi peringkat Indonesia. Setelah melawan Korea Utara, Indonesia akan meladeni Vietnam berturut-turut secara home & away, dan diakhiri dengan melawan Brunei Darussalam. Dari keempat laga tersebut, melawan Korea Utara akan sangat menentukan naiknya peringkat Indonesia karena peringkat Korea Utara jauh diatas (81). Jika menang melawan Korea Utara, sementara 3 pertandingan lainnya kalah, poin Indonesia akan menjadi 132, dengan demikian kemungkinan peringkat Indonesia adalah di kisaran 159-161. Jika kalah melawan Korea Utara, sedangkan tiga pertandingan lainnya menang, poin yang akan didapat adalah 142 dengan kemungkinan ranking adalah di kisaran 156-158. Bahkan jika kita hanya bisa menang sekali saja melawan Brunei Darussalam, peringkat Indonesia tetap akan naik satu tingkat. Akan lebih bagus jika Indonesia bisa menyapu bersih semua laga friendly match tersebut karena peringkatnya bisa naik drastis di kisaran 145-147. Namun jika kalah semua, peringkat Indonesia melorot lagi di kisaran 171.

Intinya, peringkat FIFA didasarkan dari hasil pertandingan internasional yang sudah terjadwal dan didaftarkan di kalender resmi FIFA. Untuk kawasan Asia, selain laga ujicoba antar negara yang sudah terjadwal, beberapa event juga bisa dimanfaatkan untuk menaikkan posisi di ranking FIFA. Yakni Asian Cup, Asian Games, AFC Challenge Cup, ASEAN Football Championship (AFF), East Asian Football, Championship, Asian Games Women, South Asian Football Federation Championship, West Asian Federation Championship, Gulf Cup, WC Qualification Asia, dan Nehru Cup.

Minimnya partisipasi Indonesia di event internasional, serta pertandingan-pertandingan ujicoba resmi membuat peringkat Indonesia terus melorot. Bandingkan dengan beberapa negara tetangga yang gencar mengikuti atau menjadwalkan friendly match. Filipina misalnya, keikutsertaan mereka di ajang AFC Challenge Cup dan berhasil menduduki posisi tiga membuat peringkat mereka terkatrol drastis. Karena itulah Ketua Umum PSSI Djohar Arifin sempat mengeluarkan wacana untuk ikut serta di AFC Challenge Cup, yang akan diadakan kembali tahun 2014 mendatang.

Lantas, apakah rangkin FIFA ini menjadi tolok ukur prestasi sepakbola sebuah negara? Tidak, dan juga tidak penting. Sepakbola tidak bisa dihitung secara matematis. Negara dengan peringkat rendah pun kadang bisa mengalahkan negara yang peringkatnya lebih tinggi. Tetap saja tolok ukur prestasi sebuah timnas adalah raihan sebuah piala di event-event besar, baik itu di kawasan regional maupun dunia. Lihatlah Inggris, apakah publik bola Inggris bangga karena negaranya duduk di peringkat tiga, jauh lebih baik daripada Brazil, Argentina, Italia dan Prancis sekalipun? Saya kira tidak, karena tetap saja publik sepakbola Inggris Raya menghendaki timnas mereka mampu meraih sebuah piala di event major seperti Piala Eropa atau Piala Dunia sekaligus. Apakah kita bangga, jika peringkat kita naik tapi tetap saja kita tak bisa meraih piala sekelas AFF Cup atau emas Sea Games? Apakah kita juga bangga, meski nanti peringkat kita lebih baik dari Malaysia tapi kita tetap tak bisa mengalahkan mereka?

Dari dua pertanyaan terakhir itu, jika kita menjawab dengan jujur bahwa kita tidak bangga, bisa dilihat betapa peringkat FIFA sebenarnya hanya sekedar kebanggaan semu. Tetap saja semua insan sepakbola menghendaki prestasi itu dinilai dari raihan piala dan kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline