Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Harapan Kita Tinggal Timnas U-22

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1338401136131447587

[caption id="attachment_191561" align="aligncenter" width="400" caption="Pelatih Timnas U-21 Widodo C Putro memberikan arahan kepada pemain yang mengikuti seleksi Timnas U-21 di Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2012). Sebanyak 57 pemain mengikuti seleksi untuk diberangkatkan ke Brunei Darussalam mengikuti kejuaraan Hassanal Bolkiah Trophy pada 25 Februari hingga 5 Maret mendatang. (Kompas/Heru Sri Kumoro)"][/caption] Tahun 2012 ini, AFC menggelar beberapa turnamen kelompok umur. Yang pertama AFC Cup U-16 yang akan diselenggarakan di Teheran Iran, mulai 22 September hingga 6 Oktober 2012. Yang kedua adalah AFC Cup U-19, yang akan diselenggarakan mulai 4 November hingga 17 November 2012, dengan tempat yang masih belum ditentukan. Dalam AFC Cup U-16, timnas Garuda Muda gagal melangkah ke putaran final setelah hanya menempati urutan ketiga grup G dibawah Thailand dan Australia. Timnas asuhan pelatih Indra Syafri ini hanya mampu menang 3 kali melawan Guam (17-0), Myanmar (4-1), dan Hongkong (2-0). Sedangkan ketika melawan Australia kalah 2-5 dan melawan Thailand juga kalah 1-4. Nasib serupa dialami timnas U-19. Tergabung di grup G, timnas U-19 yang dilatih Cesar Manuel Payovich Perez hanya menempati peringkat ketiga dibawah Australia dan China, dengan mengantongi 2 kali menang, sekali seri dan sekali kalah. Dalam ajang yang juga diproyeksikan sebagai kualifikasi Piala Dunia U-20 tersebut, kemenangan didapatkan timnas saat melawan Singapura dan Makau. Sedangkan hasil seri didapat ketika melawan China, dan saat melawan Australia timnas Garuda Muda harus menelan kekalahan 1-4. Sangat menyedihkan memang melihat prestasi timnas usia muda kita. Apalagi membandingkannya dengan beberapa negara tetangga. Jangan tanya prestasi Thailand. Mereka meloloskan dua timnas-nya di ajang AFC kelompok umur tersebut. Kesedihan terasa menyakitkan melihat prestasi negara yang peringkatnya dibawah kita ternyata malah mampu mengirimkan wakilnya. Sebut saja Laos dan India di U-16. Sedangkan satu lagi negara tetangga kita, Vietnam juga mengirimkan wakilnya di AFC Cup U-19. Harapan Indonesia untuk lebih banyak bicara di level Asia tinggal di pundak timnas U-22, yang akan menjalani pertandingan kualifikasi mulai 5 Juli nanti. Pelatih Aji Santoso dan asisten pelatih Widodo C Putro diharapkan bisa membawa anak asuhnya lolos ke putaran final. Selain berlatih terus mengasah mental, teknik dan strategi, pemilihan pemain juga mempunyai peran menentukan, agar skuad timnas memang benar-benar terisi dengan pemain yang sudah mumpuni. Lupakan sejenak ego masing-masing kompetisi. Jika sudah bicara timnas, dan selama lagu yang dinyanyikan nanti masih sama Indonesia Raya, sudah sepatutnya segenap pihak memberikan support setinggi-tingginya. Pelatih diharapkan tidak perlu malu memanggil para pemain yang mengikuti kompetisi di luar negeri, jika memang kemampuan mereka dirasakan memenuhi standard pemain timnas. Meski memang sangat berat, apalagi ditengah kisruh yang melanda federasi sepakbola kita. Diluar negeri, kita dulu punya program SAD. Sayangnya, program yang waktu jaman Nurdin Halid diklaim sebagai program PSSI kini malah dianggap program pribadi kelompok tertentu. Begitu pula dengan program naturalisasi pemain asing dan keturunan Indonesia. Melalui Badan Tim Nasional, Nurdin Halid dan Ketua BTN Iman Arif getol menaturalisasi beberapa pemain keturunan. Ironisnya, program itu nasibnya sama dengan SAD. Para pemain naturalisasi ternyata dikurung dalam kungkungan kelompok tertentu. Kalau toh para pemain asing maupun lokal yang merumput di luar negeri sudah tidak bisa diharapkan lagi, pelatih diharapkan bisa menampung bakat-bakat lokal yang berserakan di tanah air. Program tur dan ujicoba dengan beberapa klub lokal di pelosok tanah air, selain untuk mengasah teknik dan strategi, tentunya harus diikuti dengan menyaring pemain-pemain berbakat dari daerah. Dengan demikian, timnas kita tidak akan kekurangan pemain, dan tidak menggantungkan asa pada pemain tertentu pula. Dengan menyandang status sebagai tuan rumah, dukugan dari para suporter tanah air sudah tentu diharapkan oleh segenap punggawa timnas U-22. Agar mereka bisa mencapai prestasi terbaik, membasahi keringnya prestasi sepakbola tanah air dengan lolos ke putaran final nanti. Bawalah kembali kejayaan sepakbola Indonesia ke pangkuan Bumi Pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline