Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Ketika Lirik "Iwak Peyek" Menemui Realita

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Lagu "iwak peyek" kini seakan jadi lagu resmi Persebaya. Setiap kali mereka bertanding, gema lagu yang liriknya banyak diubah untuk tujuan tertentu tersebut membahana diseantero stadion.

Membaca berita tragedi penyerangan Bonekmania oleh oknum LA Mania, saat mereka mendukung Persebaya bertanding melawan Persibo Bojonegoro sungguh membuat saya miris dan prihatin. Apalagi salah satu korbannya baru berusia 14 tahun.

Bagi orang di luar komunitas Bonek, mungkin kematian ini adalah sebuah kesia-siaan. Mengapa harus mengorbankan nyawa hanya untuk mendukung sebuah klub sepakbola? Namun bagi seorang supporter, kecintaan pada klub kesayangannya mungkin sebanding dengan nyawa mereka.

Tragedi ini sungguh sangat disayangkan. Di saat Bonekmania melakukan inisiatif perdamaian dengan kelompok supporter lainnya, mereka malah diserang. Padahal baru kemarin pentolan Bonekmania dan perwakilan LA Mania menandatangani pakta damai yang dimediasi oleh aparat kepolisian, dalam hal ini Polres Lamongan. Ketika Bonekmania sukses menjalin perdamaian dengan Viking, Pasoepati, Maczman Makassar dan beberapa kelompok supporter lainnya, kenapa dengan LA Mania yang sampai difasilitasi oleh aparat polisi masih jauh panggang dari api? Sampai saat ini, memang masih belum jelas apakah sekelompok oknum yang menyerang Bonekmania itu benar dari LA Mania atau bukan. Yang patut disesalkan adalah kenapa api permusuhaan antar kelompok supporter masih saja terus berlanjut, bahkan sampai merenggut nyawa beberapa orang.

Lagu iwak peyek sego jagung, sampek tuwek, sampek matek Persebaya tetap didukung seakan menemui realitanya. Sampai kematian menyongsong pun Bonekmania tetap mendukung Persebaya.

Mari jadikan Tragedi ini, sebagai sebuah pembelajaran. Bahwa semangat Bonek yang egaliter, yang datang karena kecintaan terhadap Persebaya ternyata juga mempunyai sedikit kelemahan. Kelemahan itu ada pada koordinasi. Jangan sampai, karena ulah beberapa orang semuanya ikut terlibat dan merasakan getahnya.

Turut berduka cita untuk para korban




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline