Hasrat Maman Abdulrahman untuk bisa segera bertanding di ISL pupus sudah. Pemain Sriwijaya FC ini harus menerima kenyataan pahit dirinya dipecat dari klub berjuluk Laskar Wong Kito. Padahal, usai cedera panjang yang dideritanya, mantan pemain Persib Bandung ini bersiap melakoni laga perdana saat Sriwijaya FC melawan Barito Putra, 23 April mendatang.
"Maman mengalami cedera lutut. Meski kondisinya sudah membaik, tapi kita juga khawatir cederanya kambuh. Keputusan diambil berdasarkan rapat bersama dengan jajaran pelatih dan dokter tim.
Hasilnya SFC terpaksa memutus kontrak Maman di tengah jalan. Pertimbangnya tidak ada kepastian kapan dia sembuh," jelas Manajer Tim Robert Heri, Jumat (21/3/2014) seperti yang diberitakan Tribunnews.
Nasib Maman bagaikan buah tebu, habis manis sepah dibuang. Membandingkan nasib Maman dengan pemain-pemain dari klub luar negeri, jelas bagai bumi dan langit. Pemain yang sudah dikontrak, apabila menderita cedera semestinya masih dalam tanggung jawab klub. Bukan lantas dipecat dengan alasan cederanya sewaktu-waktu bisa kambuh. Tengok kasus Owen Hargreaves di Manchester United. Meski sering cedera, Owen toh tidak serta merta dipecat. Manajemen Manchester United hanya tidak memperpanjang kontraknya, dan melepas/menjualnya ke klub lain. Ada
Entah sudah berapa kali pemain sepakbola Indonesia mengalami kasus seperti Maman. Dipecat di pertengahan kontrak. Dan bagaimana klausul perjanjian mereka, apakah memang ada klausul khusus yang membuat klub bisa seenaknya memecat pemain tanpa perlu menunggu kontrak mereka habis.
Memang benar apa yang pernah dikatakan Bambang Pamungkas. Eks striker timnas ini mengatakan, banyak pemain yang asal saja menandatangani kontrak mereka, tanpa mau melihat lebih detil klausul-klausul dalam kontrak tersebut. Minimnya pengetahuan hukum dan asas perjanjian dari para pemain ini bisa jadi dimanfaatkan oleh klub-klub tertentu, kalau boleh dikata hampir semua klub, untuk bisa mengambil untung. Daripada menghabiskan uang untuk membayar gaji pemain yang tidak berkontribusi meski sisa kontrak masih panjang, klub dengan seenaknya bisa main pecat secara sepihak.