Lihat ke Halaman Asli

Filmkan Aku

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_51956" align="alignleft" width="210" caption="Riprendimi (Filmkan Aku)"][/caption]

“Humanis, vulgar dan apa adanya” itulah kesan yang muncul dari pemutaran film Italia berjudul Riprendimi yang diputar di pusat kebudayaan italia Instituto Italiano di Cultura Jakarta pada beberapa hari yang lalu. Gaya film Eropa memang jauh berbeda dengan film Hollywood yang saat ini masih menjadi mainstream bagi industri perfilman di dunia. Berbeda dengan film keluaran negri paman sam yang kerap menampilkan aktor dan aktris yang berwajah supermodel, film Eropa lebih mengutamakan penggambaran kehidupan yang sebenarnya. Sebuah potret kehidupan yang realistis tanpa distorsi realitas yang palsu dan semu yang sering digambarkan oleh film-film box office.

Film Riprendimi (Filmkan Aku) sendiri bercerita tentang dua pembuat film documenter independen yang telah memilih sepasang suami istri bernama Lucia dan Giovanni sebagai pemeran utama sebuah documenter mengenai pertunjukan yang penuh ketidakpastian. Sebuah dunia tanpa kepastian, kesinambungan, terbuat dari ilusi semata dan rekonstruksi yang terus menerus. Pada film tersebut kenyataan dan fiksi mulai kabur dan Giovanni, sang suami meninggalkan istri dan anaknya sesaat setelah shooting film dimulai. Para kru film memanfaatkan momen ini untuk menekankan bahwa ketidakstabilan secara financial berhubungan erat dengan ketidakstabilan emosional. Film ini cocok bagi mereka yang jenuh dengan gaya film ala Hollywood tanpa harus mengerutkan dahi karena film ini tetap menghibur.

Instituto Italiano di Cultura
Sebagai pusat kebudayaan Italia di Indonesia, Instituto Italiano di Cultura merupakan bagian dari pemerintah Italia yang bertugas dalam mempromosikan pertukaran budaya Indonesia dan Italia. Organisasi budaya ini juga menggalang beberapa bentuk kerjasama antara kedua Negara. Seperti kerjasama antar Universitas dan Institusi Budaya Italia dan Indonesia. Melalui pengajaran dan seminar serta penyelengaraan kegiatan kesenian dan kebudaya yang dibuka untuk umum diharapkan dapat mampu memperluas khasanah budaya diantara Indonesia dan Italia. Pusat kebudayaan ini dapat ditemui di Jl.HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta ini.

Pemutaran film Italia lainya dapat dikunjungi oleh umum secara gratis dan berikut adalah daftar pemutaran film Italia selanjutnya di Instituto Italiano di Cultura:

- 13 Januari 2010, La Avventure Acquatiche (Petualangan di Dalam Laut)
- 20 Januari 2010, L’abbuffata (Kekonyolan)
- 27 Januari 2010, La Dolce Vita (Hidup yang Manis)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline