Pembicaraan palsu atau yang dikenal sebagai Hoax di era digital ini rasanya sulit untuk dihindari. Para pengguna dunia maya sering kali dikejutkan dengan beragam pemberitaan yang terkesan menipu atau mengakali pembaca untuk mempercayai sesuatu. Terlebih berita-berita ini semakin mudah untuk menjadi viral akibat jumlah akumulatif yang dibagikan oleh para pengguna di segala akun sosial media.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mengurangi pemberitaan palsu atau Hoax ini yang marak terjadi di Indonesia. Penangguhan Hoax bisa dilakukan apabila kita memahami betul karakter dari jenis pemberitaan palsu yang dibawa. Terdapat lima jenis karakter yang diungkapkan oleh pengamat media menanggapi perihal Hoax.
Pertama ciri pemberitaan Hoax ini memuat konten yang bersifat sensasional yang dapat menggugah perasaan dan emosi orang secara berlebihan. Kedua, muatan dari Hoax bersifat provokatif. Lalu ciri ketiga terletak pada aspek keaktualannya yang perlu dipertanyakan. Keempat, sumber berita yang dimuat tidak jelas. Lalu ciri kelima terletak pada unsur diskriminatif yang terdapat pada Hoax, dan terakhir yang tak kalah penting adalah gaya penulisan yang diselipkan tanda-tanda. Misal, ada huruf besar dan kecil yang tidak seharusnya ada pada judul.
Apabila kita sudah memahami kelima karakter dari pemberitaan Hoax ini semakin memudahkan kita untuk tidak mudah terjerumus dalam pemikiran keliru yang dibawa Hoax tersebut. Selanjutnya, sebagai penerima dari berita palsu tersebut perlu membandingkan setiap berita atau informasi yang diterima dengan apa yang sudah termuat di media konvensional. Kalau ternyata berita serupa belum dimuat dalam media konvensional, sudah sepatutnya kita curiga dan tidak menyebarluaskan berita palsu tersebut untuk menghindari konflik ataupun fitnah yang ditimbulkan.
Yuk sama-sama kita cerdas tangkis berita Hoax!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H