Lihat ke Halaman Asli

Catatan Perjalanan Umrah

Diperbarui: 30 November 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bisa kembali melaksanakan umrah ke Makkah dan Madinah di bulan Juni 2013 merupakan berkah dari Yang Maha Kuasa. Selalu ada kerinduan yang mengusik hati dan pikiran saya untuk kembali, kembali dan kembali lagi mengunjungi Baitullah dan ziarah ke makam Rasulullah. Dalam setiap perjalanan  religi ini selalu ada kisah yang berbeda, pelajaran baru, hikmah yang berbeda yang Alhamdulillah semakin menguatkan iman yang  kadang semakin keropos tergerus oleh rutinitas keseharian.

 

Hijab

Beragam cara Allah memberikan hidayah bagi seorang muslimah untuk berhijab. Henny, teman seperjalanan dalam umrah kali ini menceritakan bagaimana awalnya dia mulai tergerak hatinya untuk berhijab. Mengganti semua rok mini dan baju-baju "you can see" nya dengan gamis dan gaun-gaun panjang.

Adalah sosok ustad Jeffry atau yang biasa disapa dengan Uje lah yang menginspirai henny untuk mulai berhijab. Tapi bukan ceramah Uje yang menyentuh hatinya untuk berhijab, tetapi peristiwa kematian Uje yang sangat tidak disangka-sangka itulah yang membuat henny tergerak hatinya untuk menggunakan jilbab. Uje meninggal tanggal 26 April 2013 pada usia yang relatif masih muda, 40 tahun.

Melaksanakan umrah pun tidak pernah terlintas dalam benaknya sebelum dia memutuskan untuk berhijab. Sebulan setelah mengenakan jilbab, tanpa ragu dia mendaftar umrah bersama keluarga tantenya. Bahkan henny telah mendaftar haji dengan masa tunggu 13 tahun lagi. Dalam hati saya berdoa agar saya dan henny dapat tetap istiqomah dalam berhijab.  

Naik Turunnya Iman 

Pada perjalanan pulang dari Jeddah ke tanah air, saya dan henny duduk bersebelahan. Alhamdulillah, umrah kali ini merupakan umrah yang kesekian kali buat saya. Dalam obrolan disepanjang perjalanan, henny menanyakan motivasi saya untuk ber umrah setiap tahun.

Sayapun menganalogikannya dengan batere handphone, karena terlalu sering dipakai ada saatnya batere tersebut akan soak akibat pemakaian yang terus menerus sehingga batere tersebut perlu di charge ulang (recharge). Demikian pula lah halnya dengan iman dalam diri saya, akibat rutinitas terus menerus tanpa sadar tercipta keterbatasan dalam beribadah dalam diri saya. Kadang  saya terburu-buru dalam melakukan ibadah wajib karena sudah ditunggu oleh rutinitas kerjaan yang lain, kadang juga kurang khusuk dalam beribadah, gak sempat baca Qur'an dan lain-lain.

Adakalanya iman di dalam hati drop karena berbagai permasalahan yang di hadapai. Oleh karena berbagai kondisi dan permasalahan yang dihadapi itulah menurut saya perlu me-recharge  iman dengan melaksanakan umrah. Mensetting agar saya berada di suatu kondisi agar dapat beribadah sepenuhnya tanpa dikejar-kejar rutinitas yang rasanya gak akan pernah ada habisnya. Dalam setahun ada 365 hari, masak sih saya gak bisa menyisakan sekitar 9 sd 12 hari khusus bagi Sang Maha Pemberi Rahmat, Sang Pemberi Rezeki, Sang maha pengasih dari semua yang pengasih. 

Begitulah cara saya untuk bersyukur atas semua rahmat, rezeki dan kasih sayang yang telah diberikan-Nya kepada saya. Tak akan cukup waktu yang diberikan untuk membalas semua nikmat yang diberikan Allah. Tak akan cukup waktu yang diberikan untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Ya Allah ... janganlah Kau cabut  nikmat, rahmat dan kasih sayang yang telah Kau berikan selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline