Mie merupakan olahan makanan berbasis tepung yang diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Perkembangan dan inovasi pangan menjadikan olahan mie menjadi mie instan yang praktis, cepat, dan relatif murah serta digemari oleh masyarakat.
Meski demikian mie instan memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan karena tinggi sodium, MSG, dan lemak. Tren inovasi pangan yang mengangkat potensi sumber daya alam hayati suatu daerah memberikan nafas lega bagi pecinta mie salah satunya Mie Mojang Giri Pak Eddy yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri tepatnya di Jalan Sidoharjo - GirimartoNo. 17, Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang merupakan rumah produksi Mie Mojang yang masih beroperasi hingga sekarang.
Inovasi pembuatan Mie Mojang berawal dari tahun 2015 setelah Pak Eddy berhenti dari salah satu perusahaan industri mie ternama di Indonesia, beliau kembali ke daerahnya dan melihat potensi sumber daya alam tanaman yang begitu besar, maka beliau berinovasi membuat mie Mojang Giri bersama dengan anggota keluarganya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman kerja beliau membuat mie di luar negeri, yang dalam pembuatannya seluruhbahan baku di impor dari Indonesia. Hal tersebut menjadikan pemicu utama beliau membuat usaha mie Mojang Giri yang terbuat dari tepung singkong dan tepung jagung yangkini menjadi produk unggulan.
Mie Mojang Giri bertujuan untuk menciptakan olahan mie yang sehat karena mengingat konsumsi mie yang cukup tinggi dengan memanfaatkan bahan alami seperti penambahan daun kelor, kunyit, ubi ungu sebagai pewarna alami untuk produk mie instan, tidak hanya mengenyangkan namun memiliki nilai nutrisi tambahan bagi yang mengkonsumsi. Inovasi inilah yang membedakan Mie Mojang Giri menjadi produk terjamin dan memiliki nilai tambah dibandingkan dengan produk mie lainnya.
Dengan adanya industri pabrik mie, memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar seperti membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa golongan masyarakat dan masyarakat umum selaku konsumen yang mengkonsumsi mie tanpa takut akan dampak negatif yang ditimbulkan. Industri ini dapat memberikan peran dan manfaat untuk meningkatkan perekonomian dan sirkulasi keuangan di Kabupaten Wonogiri. Hal ini dapat terjadi didukung dengan adanya sektor pariwisata yang berkembang di Kabupaten Wonogiri.
Para wisatawan yang datang berkunjung, tidak hanya bisa menikmati keindahan alamnya, tetapi juga dapat mencoba produk olahan makanan khas Wonogiri, termasuk produk mie Mojang Giri. Mie Mojang Giri dapat dijadikan sebagai buah tangan dari Wonogiri. Dengan melihat peluangnya sebagai buah tangan untuk wisatawan, maka produk mie Mojang Giri dapat dipasarkan di lokasi-lokasi pariwisata.
Di samping itu, mie Mojang Giri juga dapat dipasarkan di toko-tokoyang sering dijangkau oleh masyarakat setempat dan bahkan dapat dipasarkan ke luar daerah Wonogiri. Peningkatan sirkulasi keuangan dapat terjadi dimulai dari industri mie melalui transaksi jual beli bahan baku dengan pemasok atau petani lokal. Lalu, akan berlanjut setelah produk jadi, dari masyarakat selaku konsumen kembali ke produsen.
Setelah itu, dari produsen juga ada alokasi uang yang kembali ke pemasok bahan baku atau petani lokal. Perputaran tersebut akan terus berlanjut, ketika rantai produksi mie juga terus berjalan dan bisa disesuaikan dengan tren pasar dan jumlah permintaan. Dengan adanya peningkatan perekonomian dan stabilnya sirkulasi keuangan dapat menjamin tingkat kesejahteraan masyarakat.
Mie yang di produksi oleh Pak Eddy memiliki beberapa jenis yakni mie original yang dibedakan menjadi 2 yaitu biasa dan premium, mie dengan penambahan daun kelor, mie dengan penambahan kunyit, mie dengan campuran tepung ubi ungu, mie dengan campuran tepung pisang, mie dengan campuran tepung jagung dan tepung singkong (Mocaf).
Mie original yang diproduksi di Mie Mojang Giri Pak Eddy ini tidak menggunakanMSGdan tidak melalui proses penggorengan sehingga dianggap lebih sehat. Selain itu, mieoriginal dibedakan menjadi 2 yakni untuk pasar dan premium. Mie original yang diproduksi untuk pasar memiliki bentuk pipih, ukuran lebih lebar, kemasan lebih besar. Hal ini tentunyaberkaitan dengan target penjualannya yang merupakan masyarakat dengan golongan UMKM menengah.