Lihat ke Halaman Asli

Prima Sp Vardhana

Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Verawaty Siap Cetak Pebulutangkis Dunia dari Jatim

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1362838234266218285

Dalam peta bulutangkis nasional, Jawa timur (Jatim) merupakan salah satu sumber pebulutangkis nasional, setelah Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jaya. Banyak pebulutangkis Jatim berhasil mengibarkan merah putih di tingkat dunia. Ironisnya sepuluh tahun terakhir, perlakuan Pelatnas Cipayung terhadap pebulutangkis Jatim tak seindah pebulutangkis asal Jabar dan DKI Jaya. Ketangguhan dan ketrengginasan pebulutangkis Jatim hanya ditempatkan di kelas dua.

[caption id="attachment_231660" align="alignright" width="252" caption="TANGANI KLUB. Legenda bulutangkis Indonesia Verawaty Fajrin kini menangani PB. Surya Baja Surabaya. Dia telah menyiapkan program khusus untuk mencetak pebulutangkis dunia dari Surabaya dan Jawa Timur."][/caption] KETIDAKADILAN yang selama ini dialami pebulutangkis asal Jatim untuk menjadi pahlawan nasional, kemungkinan besar setahap demi setahap akan tersingkir. Potensi pebulutangkis Indonesia akan terakui dengan jujur oleh para pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Pusat, juga para pelatih di Pelatnas Cipayung. Peluang itu akan hadir dengan hadirnya legenda bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin di Jatim.

Sosok Verawaty adalah pebulutangkis putri Indonesia pertama yang merebut gelar juara dunia dalam Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Verawaty menyandang predikat juara, setelah di final menang atas putri Indonesia lainnya, Ivanna Lie. Prestasi ini sangat mengejutkan, krena pada saat itu arena bulutangkis nomor putri dikuasai para pemain dunia dari Jepang, China, dan Eropa khususnya Denmark melalui Lene Koppen.

Setelah gantung raket, nama Vera melejit ketika menukangi PB Ragunan. Setelah itu, ia dipanggil untuk menjadi tim pelatih Pelatnas. Namun di era kepengurusan Gita Wiryawan, Vera sudah tak lagi menjadi bagian dari Pelatnas bulutangkis. Kini di Surya Baja, Vera didapuk sebagai pelatih kepala.

Peluang pebulutangkis asal Jatim agar tidak lagi menempati posisi kelas dua di Pelatnas Cipayung, karena kehadiran Verawaty Fajrin di Jatim. Pemain top pada tahun 1980-an ini hadir secara resmi, sebagai pelatih di Perkumpulan Bulutangkis (PB) Surya Baja Surabaya sejak 1 Februari 2013.

Verawaty berjanji akan menyumbangkan semua ilmu dan pengalaman yang dimiliki kepada anak didiknya di PB Surya Baja Surabaya. Finalis All England 1980 ini optimis, anak didiknya bisa menjadi pemain nasional dan menembus level dunia jika punya kemauan kuat dan disiplin tinggi.

"Saya akan selalu berusaha memberikan kemampuan yang saya miliki. Kuncinya, hanya satu pemain harus mau disiplin, tidak manja, dan patuh terhadap teknik bermain yang diajarkan pelatih. Jangan di depan pelatih manggut-manggut, setelah itu berkeluh kesah lewat twitter. Perilaku itu mencerminkan tidak adanya jiwa satria seorang pemain," kata Verawaty saat ditemui di lapangan PB. Surya Baja, beberapa hari lalu.

Tekad besar yang diusung pelatih berpostur tinggi besar kelahiran 1957 itu, adalah obsesi untuk mencetak dan melahirkan pemain hebat kelas dunia dari Surabaya khususnya dan Jatim umumnya. Selama hampir sebulan, ia sudah bisa menilai kemampuan 24 pebulutangkis binaan klub Sura Baja. Mayoritas pemain dinilai memiliki bakat dan potensi menjadi pemain besar berkualitas.

[caption id="attachment_231662" align="alignright" width="338" caption="Legenda bulutangkis putri Indonesia, Verawaty Fajrin (dua dari kiri) bersama Liem Swi King dan para legenda bulutangkis lain."]

13628386462091611825

[/caption] "Saya melihat anak-anak punya potensi untuk menjadi pemain bagus tapi pola latihannya yang belum standar. Ini jadi tugas saya dan pelatih lain untuk membenahi," kata pemilik tinggi badan 178 cm itu.

Salah satu otokritik yang disampaikan Verawaty, pemain Surya Baja masih memiliki kecanggungan dalam melakukan aktivitas latihan. Seharusnya pemain lebih tekun, kerja keras dan disiplin tinggi saat berlatih. Ini supaya hasilnya bisa terarah dan maksimal.

"Saya minta anak-anak lebih fokus dalam latihan dan selalu disiplin. Disiplin itu sangat penting dan akan saya terapkan kepada atlet. Memang perlu waktu, tapi harus dibangun sejak dini dan jadi kebiasaan seorang atlet. Saya coba lah, Insya Allah bisa," katanya dengan tersenyum.

Abdul Qodir tak ragu mengakui, bergabungnya Vera bagaikan sebuah berkah luar biasa. Prosesnya pun di luar dugaan, sebab pinangan Chodir langsung diiyakan oleh mantan juara dunia tahun 1980 silam ini. "Saya sudah kenal lama dengan beliau. Hubungan kita sudah seperti saudara. Adalah sebuah langkah positif Bu Vera bisa bergabung dengan kita," ucap Chodir.

Ia akan bekerjasama dengan pelatih Surya Baja sebelumnya, seperti M Nadib dan Agus Santosa. "Ini bukan mengganti, tapi menambah. Apalagi jumlah atlet kita juga bertambah. Apalagi Bu Vera lebih senior dibanding dua pelatih kita sebelumnya," ucap Chodir.

"Pelatih yang lama itu bukan jelek, mereka juga bagus. Tapi sentuhan seorang ibu itu pasti beda. Baru beberapa minggu disini, sentuhan seorang itu lebih tertata. Tak hanya di lapangan, atlet yang juga dididik untuk disiplin di luar lapangan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Pengprov PBSI Jatim ini.

Abdul Qodir tak ragu mengakui, bergabungnya Vera bagaikan sebuah berkah luar biasa. Prosesnya pun di luar dugaan, sebab pinangan Chodir langsung diiyakan oleh mantan juara dunia tahun 1980 silam ini. "Saya sudah kenal lama dengan beliau. Hubungan kita sudah seperti saudara. Adalah sebuah langkah positif Bu Vera bisa bergabung dengan kita," ucap Chodir.

Ia akan bekerjasama dengan pelatih Surya Baja sebelumnya, seperti M Nadib dan Agus Santosa. "Ini bukan mengganti, tapi menambah. Apalagi jumlah atlet kita juga bertambah. Apalagi Bu Vera lebih senior dibanding dua pelatih kita sebelumnya," ucap Chodir.

"Pelatih yang lama itu bukan jelek, mereka juga bagus. Tapi sentuhan seorang ibu itu pasti beda. Baru beberapa minggu disini, sentuhan seorang itu lebih tertata. Tak hanya di lapangan, atlet yang juga dididik untuk disiplin di luar lapangan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Pengprov PBSI Jatim ini.

Verawaty Fajrin yang pernah melatih PB Ragunan, lanjut Chodir, dinilai memiliki kesamaan visi dan misi dengan klub Surya Baja yang ingin melahirkan pemain-pemain berkelas dunia.

Kendati tergolong klub baru, PB Surya Baja memiliki atlet binaan dari berbagai daerah dan salah satunya telah sukses menembus persaingan sengit masuk Pelatnas Cipayung hingga saat ini, yakni Wisnu Yuli Prasetyo.

"Mudah-mudahan kehadiran pelatih baru dan berpengalaman bisa semakin mengangkat motivasi anak-anak untuk terus maju dan berkembang. Yang lebih penting, pelatih-pelatih muda yang kami miliki juga bisa menimba ilmu dari beliau," tambah Chodir.

Vera akan mengembleng 24 atlet yang kini dibina Surya Baja. Dari 24 nama itu, 22 di antaranya adalah laki-laki dan dua sisanya adalah perempuan. Baru beberapa minggu melatih, Vera akan menghadapi ujian pertama dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) I Balikpapan, Maret mendatang.

"Setelah ditangani beliau, semoga Surya Baja semakin berkembang, performa anak-anak bisa lebih baik dan semoga pada Sirnas besok kita bisa mengambil hasil positif," tutup Chodir.(#)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline