Lihat ke Halaman Asli

Prima Sp Vardhana

Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Sahat Golkar: Silahkan KONI Ambilalih Puslatda, Jangan Cuma Ramai di Media

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_136799" align="alignleft" width="319" caption="DISERAHKAN KONI. Ketua Umum Pertina Jatim, Sahat Tua P. Simanjuntak, SH. sangat senang atas kabar pengambialihan Puslatda oleh KONI Jatim"][/caption] MANUVER politis yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim terhadap system pembinaan Pusat Latihan Daerah (Puslatda) Tinju, ternyata tidak membuat gentar Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Jatim. Ancaman pengambilalihan Puslatda terkait kegagalan tim Jatim merebut medali emas dalam Putaran Pertama Kejurnas 2011 Pra-PON di Mataram, yang dilontarkan Ketua Harian KONI Jatim H. Dhimam Abror Djuraid juga tak mempan merontokkan mental para pengurus yang dikomandani Sahat Tua P. Simanjuntak, SH.

”Kalau KONI Jatim akan mengambilalih Puslatda tinju, saya berharap secepatnya dilakukan. Jangan hanya mengancam dan melakukan manuver politik lewat media. Saat ini sudah bukan waktunya lagi membingungkan masyarakat Jatim. Saat ini waktunya meningkatkan pembinaan, karena PON 2012 sudah dekat dan Jatim harus mampu kembali menjadi juara umum,” kata kata Ketua Pengprov Pertina Jatim Sahat Tua P. Simanjuntak di ruang kerjanya, Gedung DPRD Jatim Jl. Indrapura, Surabaya, Kamis (20/10/2011).

Pertina Jatim, menurut dia, sangat senang sekali saat mendengar kabar KONI Jatim akan mengambilalih Puslatda 100/II cabor tinju yang diproyeksikan untuk PON Riau. Sebab dengan terselenggaranya pengambilalihan tersebut, maka Pengprov dapat berkonsentrasi pada system pembinaan regenerasi atlet dan penyelenggaraan Kejuaraan Daerah.

Selain itu, pengambilalihan tersebut dapat melepaskan Pengprov dari predikat ”kambing hitam” atas kegagalan tim Jatim memenuhi target medali KONI. Karena itu, Pertina Jatim berharap pengambilalihan Puslatda itu hendaknya segera dilakukan KONI Jatim, karena PON Riau sudah kian dekat dan para petinju membutuhkan sistem pembinaan yang lebih bagus dari konsep pembinaan yang dilakukan Pertina Jatim.

Tidak hanya itu, Sahat menegaskan, akan sangat hormat dan siap mendukung kebijakan KONI Jatim kalau saja pengambilalihan penanganan Puslatda tidak hanya terhadap cabor tinju. Namun, juga dilakukan terhadap cabor-cabor lain yang disiapkan untuk menghadapi PON 2012. Dengan melakukan pengambilalihan semua Puslatda cabor, maka para binpres Pengprov cabor dapat tahu kelebihan para pengurus KONI Jatim dalam membina atlet. Sehingga nantinya para binpres tersebut dapat “meguru ilmu” pembinaan atlet pada KONI Jatim.

STRATEGI EMAS

[caption id="attachment_136800" align="alignright" width="300" caption="TIM tinju Jatim gagal dalam Kejurnas Pra-PON 2012 putaran pertama di Mataram, NTB. Kendati gagal membawa pulang emas, tapi tim Jatim berhasil mengantong tiket PON 2012."][/caption] Sebagai informasi, statemen Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror terusulut oleh kegagalan tim Jatim berkekuatan tujuh petinju yang gagal memenuhi target 2 medali emas Kejurnas Pra-PON putaran pertama di Mataram. Tujuh petarung ring, seperti Timotius,Bogi, Rompis, Galih, Roni, Petrus dan Agus harus angkat koper lebih awal. Mereka satu persatu gugur di babak penyisihan.

Kegagalan Jatim disempurnakan oleh takluknya Agus Rustanto (kelas 56 kg) dan Timotius Rumpaidus (kelas 81 kg). Kedua petinju tersebut kalah angka oleh lawan-lawannya. Agus harus menyerah di pertandingan ketiga babak penyisihan. Ia ditaklukan petinju Pelatnas Atris Neolaka (NTT). Sedangkan Timotius Rumpaidus dikalahkan Iriawan Setiawan (Jabar).

Namun kegagalan para petinju Jatim itu, menurut Sahat, secara prestasi tak dipungkiri sebagai kegagalan dalam memenuhi target medali emas KONI Jatim. Namun secara strategi penampilan petinju Jatim dalam even tersebut sudah berhasil. Pasalnya Jatim sudah mendapatkan tiket untuk tampil dalam PON 2012. Jatim menempati peringkat kelima.

”Pengurus KONI Jatim itu seharusnya tahu dan mengerti, bahwa raihan medali emas Pra-PON cabor tidak terukur bukan tolok ukur untuk merebut medali emas PON. Kalau regulasi Puslatda ditetapkan berdasar raihan medali emas Pra-PON, secara pribadi saya menilai kebijakan itu datang dari ”dewa pemabuk” yang buta tentang strategi mencuri emas cabor tidak terukur,” kata anggota DPRD Jatim Komisi A (Pemerintahan) ini dengan suara mengglegar.

Menurut dia, seharusnya KONI Jatim berfikir lebih realistis dan bijaksana terhadap tujuan penyelenggaraan Pra-PON dan hasil yang diboyong tim cabor yang diturunkan. Penyelenggaraan Pra-PON tujuannya untuk memperebutkan tiket bertarung dalam PON. Senyampang sebuah cabor berhasil merebut tiket PON pada penyelenggaraan Pra-PON putaran pertama, maka KONI sebagai orang tua etisnya justru memberikan suntikan motivasi agar hasil di Pra-PON putaran kedua dan selanjutnya lebih bagus.

Karena itu, dia sangat tidak setuju atas sistem regulasi puslatda KONI Jatim yang langsung mendegradasi cabor Puslatda saat gagal meraih emas Pra-PON putaran pertama. Seharusnya KONI memberi kesempatan paling tidak hingga Pra-PON putaran kedua.

“Kalau di putaran kedua terbukti kembali gagal meraih emas, silahkan cabor tersebut didegradasi dari Puslatda dan tidak usah dikirim ke PON. Namun yang jadi pertanyaan dan perlu dipertimbangkan KONI Jatim, yang dibutuhkan saat ini medali emas Pra-PON atau emas PON 2012,” ujarnya.

FORMAT BARU

Sahat Simanjuntak yang juga Ketua Harian PB Pertina itu menjelaskan, bahwa format Kejurnas Pra-PON 2012 mengalami perubahan.Sebelumnya Pra-PON cabor tinju diselenggarakan hanya satu kali, tapi untuk Pra-PON 2012 menjadi tiga kali. Kebijakan PB ini berdasar pada grafik penampilan petinju yang labil. Sesekali naik dan klimaks, tapi sesekali merosot tak terkontrol. Dengan menggelar Pra-PON 2012 sebanyak tiga kali, PB berharap petinju yang lolos dan mengantongi tiket bukan petinju kualitas rendah yang lolos lantaran nasib baik. Petinju yang tampil dalam PON 2012 harus petinju kualitas emas, yang membuat PB kian gampang dalam membangun skuad pendongkrak prestiasi dan prestise di tingkat internasional.

Karena itu, ayah dari Elsa Bintang Parsaulian Simanjuntak ini tak henti-hentinya menegaskan, bahwa kegagalan meraih emas dalam Kejurnas di Mataram bukan sebuah kegagalan. Ini karena masih ada dua Pra-PON lagi yang akan digelar PB Pertina, yakni di Biak (Papua) pada 22-26 Oktober dan Padang (Sumatera Barat), awal Desember.

"Pada dua Pra-PON mendatang, saya jamin petinju Jatim mampu memperbaiki prestasinya dengan meraih medali emas. Namun bagi saya bukan emas Pra-PON yang terebut, tapi keberhasil merebut tiket PON 2012 dan terselenggaranya strategi Jatim membaca kekuatan daerah lain," katanya didampingi Ketua Harian Pertina Jatim Arif Wibowo.

Sedangkan petinju yang akan dikirimkan dalam Kejurnas Pra-PON putaran kedua di Biak adalah Timotius (kelas 80 kg), Bogi Ardiyanto (kelas 41 kg) dan Agus Riyanto (kelas 56 kg). Jumlah itu penyusutan dibanding petinju yang dikirimkan ke Kejurnas Pra-PON putaran pertama di Mataram yang mencapai tujuh petinju. Ketiga petinju tersebut merupakan hasil seleksi ketat yang diselenggarakan pengprov.

"Ketiga petinju itu saat ini menjalani pemusatan latihan di markas Arhanudse-8 Sidoarjo. Mereka digembleng sepasang pelatih baru, yaitu Widodo dan Mujari," ujarnya. (#)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline