Perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya merupakan momen-momen inspiratif buat saya. Bagaimana tidak, rute yang saya lalui memaksa saya untuk bersanding dengan truk-truk besar pengguna jalan yang sama.
Terus insipiratifnya di mana?
Kalau kamu hidup sedikit cukup lama, truk-truk jaman now mengalami perubahan dibanding yang dulu. Terutama di sisi belakang truk.
Dulu, area ini merupakan area penggoda iman, karena diisi gambar-gambar wanita berbusana minim dan berpose mulet, dengan ekspresi melas. Namun, sejak kemunculan trend quote dan kata-kata bijak...beberapa truk pun turut ambil bagian membijakkan masyarakat lewat quote yang terpampang di belakang body.
Contohnya:
Banter Nguber Opo, Kalem Ngenteni Sopo (ngebut ngejar apa, pelan nunggu siapa), Boleh Gagal Tampan, Tapi Jangan Gagal Mapan, dll.
Namun, ada satu quote inspiratif yang saya jumpai kemarin dalam perjalanan menuju kantor. Sebuah prinsip yang menggugah sanubari saya dalam memaknai kehidupan yang kadang cenderung sering, pahit.
Diniati, ditelateni, disyukuri
Diniati
Segala tindakan dinilai dari niatnya, betul? Hal ini yang menggugah saya untuk memperbaiki niat-niat saya dalam menjalani aktivitas saya. Kerjaan, bisnisan, dan ngeblog-an.
Memperbaiki niat kalau segala sesuatu yang dilakukan adalah menggapai ridho-Nya.
Seperti kata Kang Dewa, seorang pebisnis online, bisnis adalah wasilah (jalan), tujuannya Lillah (Allah). Pun demikian dengan kerja, ngeblog, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Ditelateni
Kita hidup di dunia yang penuh dengan hoax, dan hoax terbesar dalam kehidupan adalah mereka yang bilang bahwa semua akan indah pada waktunya.