Lihat ke Halaman Asli

Nusa Isdianti

a glance writing

Fenomena Status "Fashion Designer"

Diperbarui: 4 September 2017   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tulisan ini terinspirasi dari Fashion Designer Indonesia yang bisa ikut New York Fashion Week 2016 padahal beliau termasuk desainer baru.  Anehnya yang sekelas Sebastian Gunawan, Tex Saverio atau Dian Pelangi aja, yang tergolong angkatan muda tapi lebih lama dan lebih tenar dari beliau aja gak ikutan.

Kalau diamati, banyak banget fashion designer Indonesia berasal dari kalangan selebritis ataupun miliarder. Hebat memang, status ataupun profesi bisa "dibeli".

Menurutku seorang fashion designer itu sama dengan architec, sama dengan chef yang beda hanya objeknya saja.

Mereka adalah orang yang menyusun sebuah konstruksi agar menjadi satu kesatuan utuh yang indah dan fungsional. Mereka juga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap konsep dari produk-produknya,  konsep yang berkenaan dg nilai-nilai filosofis atau sebuah story.

Banyak yang menganggap fashion designer itu adalah fashion illustrator atau fashion stylist.

Padahal itu adalah profesi yang beda banget..

Fashion illustrator adalah orang yang tugasnya hanya memvisualisasikan ide, agar kemudian mudah dimengerti. Khususnya untuk orang yang akan membuat pola dan menjahit.

Lalu fashion stylist,  mereka hanya memilih item-item yang menurut mereka cocok, pantas dan indah untuk disatukan.

Dan fashion designer harus bisa melakukan keduanya. Walaupun dia tidak bisa menggambar,  tapi dia harus bisa mengkomunikasikan apa yang dia inginkan. 

Bagiku, fashion desainer itu lebih dalam dari itu.

Mereka adalah seorang teknisi dan seniman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline