Lihat ke Halaman Asli

Musim Semi Tanpa Hanami

Diperbarui: 5 April 2020   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bunga sakura berselimut salju. (Japan Forward)

Bermula dari Tiongkok, kini Coronavirus sudah berhasil melebarkan sayapnya ke hampir seluruh penjuru dunia.

Pastinya tidak ada yang menyangka kalau virus yang menyerang paru-paru dan saluran pernapasan ini akan begitu mematikan.

Dua bulan lalu mungkin masyarakat dunia masih mengidentikkan virus ini dengan Tiongkok. Tapi sekarang kondisinya jauh berbeda.

Negara sebersih, serapi, dan sedisiplin Jepang pun tidak luput jadi sasaran virus ini. Memasuki musim semi, kini masyarakat Jepang justru tidak bisa menikmati keindahan bunga Sakura dengan bebas.

Padahal ada peristiwa langka yang terjadi. Untuk pertama kalinya dalam 32 tahun, bunga Sakura bermekaran di tengah turunnya salju.

Alhasil pemandangan indah Sakura berbalut salju kini tersebar luas seantero Negeri Samurai. Sayangnya, virus tak diundang terpaksa menghalangi keindahann fenomena langka ini.

Pemerintah juga menyerukan kepada semua pihak untuk tidak berpesta dan merayakan musim semi dengan berjalan-jalan serta berlibur.

Dikutip dari Japan Times, Pemerintah Metropolitan Tokyo dengan rendah hati meminta langsung kepada warganya untuk menahan diri untuk melakukan pesta sambil menyantap makanan dan minuman khas musim semi.

Sayangnya, masih ada beberapa oknum warga yang sedikit bandel dan tetap melangsungkan pesta kecil dan berkumpul dengan rekan-rekannya.

Pastinya sudah banyak dari kalian yang memahami kalau Jepang merupakan negara yang sangat kental dengan budaya. Hampir setiap momen yang ada memiliki pesat upacara atau perayaannya sendiri.

Di musim semi sendiri ada budaya bernama Hanami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline