Desa Piniis, Pandeglang -- Sekolah Lapang yang diselenggarakan oleh para penyuluh BPP Kecamatan Koroncong di Desa Piniis mendapat sambutan hangat dan antusias dari para petani setempat. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam mengelola lahan mereka secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Koroncong, Bapak Jasra, menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para petani dan masyarakat setempat. "Kami berharap dengan adanya Sekolah Lapang ini, pertanian di Desa Piniis akan lebih maju, dan para petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik," ujarnya.
Untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju dan efisien di desa tersebut, para penyuluh BPP Koroncong membawakan beberapa materi. Materi yang disampaikan meliputi pembuatan kompos, penggunaan benih dan Varietas Unggul Baru (VUB), teknik persemaian dan pengolahan lahan, sistem tanam jajar legowo (jarwo), pemupukan berimbang, pengairan berselang, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hingga teknik panen dan pasca panen.
Program Sekolah Lapang ini diinisiasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para penyuluh di BPP Kecamatan Koroncong. Selain teori, peserta yang terdiri dari tiga kelompok dengan tujuh orang petani di setiap kelompoknya, diajak untuk melakukan praktik langsung di lapangan. Dengan demikian, mereka dapat segera mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
Para petani yang terdaftar dalam Sekolah Lapang ini diwajibkan hadir dengan menggunakan pakaian seragam yang telah diberikan dan bergabung dengan kelompoknya setiap dua minggu sekali. Kegiatan Sekolah Lapang dimulai dengan pembukaan oleh Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Koroncong, dilanjutkan dengan penyampaian materi serta pengarahan oleh salah satu penyuluh, diskusi kelompok oleh para petani, dan pemaparan kembali materi yang telah didiskusikan oleh salah satu petani di setiap kelompoknya.
Pertemuan pertama dimulai dengan kontrak belajar dan materi pembuatan kompos. Salah satu peserta, Bapak Anton, mengungkapkan rasa syukurnya atas tambahan ilmu yang didapat. "Kami jadi lebih paham dan yakin dengan cara pembuatan kompos yang kami lakukan, dan senang dapat berkumpul di sini untuk berbagi ilmu dengan yang lainnya," ujarnya.
"Kami di sini hanya mengawasi dan membersamai bapak/ibu, tidak ada maksud untuk mengajari dan menuntun para petani," ujar Pak Jasra.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa program Sekolah Lapang bertujuan untuk memberdayakan petani dengan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka gunakan secara mandiri, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan adanya program Sekolah Lapang ini, para petani Desa Piniis tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga termotivasi untuk terus belajar dan berinovasi demi masa depan pertanian yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H