Lihat ke Halaman Asli

Priesda Dhita Melinda

Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Ingin Anak Mandiri dan Percaya Diri ? Siap-siap akan Hal Ini

Diperbarui: 4 Juli 2019   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orangtua mana sih yang nggak mau kalau anaknya mandiri, pastilah semuanya mau. Termasuk aku tentunya. Aku dan ayah Nadine sepakat untuk membentuk Nadine menjadi anak yang mandiri, percaya diri dan bertanggung jawab atas apa pilihannya. Duh, kayaknya berat amat ya. Hmm.. tapi untuk mewujudkannya nggak seberat tujuannya kok.

Seperti orang tua pada umumnya, aku membiarkan Nadine untuk melakukan apa yang dia mau, selama itu nggak melanggar norma dan berbahaya ya. Kalau sekiranya berbahaya (misalnya panjat-panjat jendela atau tempat yang tinggi), tetap boleh dilakukan asalkan dengan pendampingan ya.

Biasanya sih aku jagain Nadine dari bawah untuk memastikan dia aman. Kalau untuk hal ini yang lebih panik ayah Nadine, aku sih santai aja, soalnya aku tahu ini baik untuk perkembangan motorik kasarnya.

Mengizinkan Nadine untuk "membantu" pekerjaan yang sedang aku lakukan, terutama untuk pekerjaan rumah ya. Nadine paling senang "bantu" aku waktu ngepel. Dia semangat sekali pegang alat pel dan maunya dia aja yang ngepel. Okelah, demi supaya Nadine senang, aku biarkan dia melakukannya.

Selain aku, utinya juga kalau masak pasti Nadine ikutan deh. Entah yang buat adonan, cuci sayuran, aduk mengaduk, pokoknya Nadine suka. Ini pun diizinkan uti, tapi tetap ya dalam batasan tertentu.

Aku sih berpikirnya gini ya, kalau kita larang anak melakukan sesuatu apalagi sampai bilang, "udah biar mama aja, kamu masih kecil", duuuhh..nanti dia punya mindset "oke, kalau gitu aku nggak mau ngerjain itu".

Nah bahayanya, anak menjadi tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu. Membuat anak percaya diri sebenarnya gampang sih, tinggal berikan saja kesempatan kepadanya untuk melakukan apa yang dia mau. Tapi ingat ya tetap ada batasan-batasannya. Memang sih resiko membiarkan anak "membantu" pekerjaan, bukannya mempercepat malah memperlambat selesainya pekerjaan dan hasilnya juga nggak maksimal. Tapi, kalau menurutku ya nggak apa-apa, karena tujuannya adalah membuat anak percaya diri.

Selain membiarkan Nadine untuk membantu, aku juga membiarkan Nadine untuk memilih. Yang paling mudah sih memilih baju, sandal, sabun dan hal-hal yang akan dia pakai.

Setiap mau pakai baju, aku selalu bilang "hmm...mau pakai baju mana ya?". Kalau dulu masih bayi dan belum bisa ngomong, ya Nadine diam aja.

Tapi pas udah bisa ngomong biasanya sih Nadine langsung jawab baju kesukaannya. Baju kesukaannya itu akan dipakai berulang kali, istilahnya Mbah Ringgo yaitu kumbah, garing, dinggo yang artinya cuci, kering, pakai lagi. Sampai si baju warna dan gambarnya pudar.

Aku rasa semua anak begitu ya, karena kalau aku sharing dengan teman-temanku ya anaknya begitu juga. Kalau ingat kejadian itu jadi gemas-gemas gimana gitu ya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline