Lihat ke Halaman Asli

Priesda Dhita Melinda

Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Kalau Bisa Cepat Kenapa Lambat?

Diperbarui: 17 Maret 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: catatansinine.blogspot.com

Ketika janjian sama orang penting pastinya ingin datang tepat waktu atau on time. Tapi bagaimana ya kalau kita yang jadi orang penting itu dan ditunggu banyak orang? Apakah bisa tepat waktu juga atau malah in time (datang sebelum waktu yang telah dijanjikan) ? Harusnya sih kalau sudah sekelas orang penting, orang sibuk atau orang punya jabatan atau apalah namanya, sudah harus bisa membagi waktu dengan baik karena akan ada aktivitas lain yang harus dikerjakan. Telat 5 menit saja sudah rugi. Nah, tapi apakah orang yang biasa-biasa saja boleh tidak tepat waktu ? Tentu tidak dong. Justru kita, termasuk saya harus belajar untuk menggunakan waktu dengan baik karena saya mau jadi orang penting, orang hebat, jadi harus bisa tepat waktu.

Saya berusaha untuk tepat waktu ketika janjian sama orang atau ada kegiatan tertentu. Memang sih saya juga sering telat dan santai saja, tapi saya tetap lihat situasi kok. Kalau janjian atau ke acara yang penting dan diharuskan untuk tepat waktu ya datang tepat waktu. Apalagi kalau janjian sama orang, walau cuma sama teman sendiri saya tetap tepat waktu, karena saya berpikir orang itu (teman saya) pasti punya pekerjaan lain yang harus dikerjakan selain bertemu saya, dan yang pasti saya juga tidak mau dicap sebagai 'tukang' terlambat atau si 'lelet'.

Membiasakan untuk tepat waktu dan menghargai waktu itu memang susah-susah gampang, tergantung niat kita. Coba saja kita menghargai setiap orang, tidak perlu melihat siapa dia, apa jabatannya, berapa gajinya, dan lain sebagainya setiap kita membuat janji pada orang, tetapi lebih memikirkan dia punya jadwal apalagi, apa yang dia korbankan demi membuat janji dengan kita. Kenapa saya bilang di sini ada pengorbanan? Saya ambil contoh begini, kita janjian dengan orang lain pukul 07.00 pagi, sudah pasti kita akan buru-buru datang, mungkin saja sampai tidak sempat sarapan atau cepat-cepat meninggalkan anak yang sedang sarapan. Bukankah ini bentuk pengorbanan?

Lalu apa rasanya jika sudah buru-buru dan cepat-cepat datang, tapi orang itu tidak tepat waktu atau malah membatalkan janjinya? Waah..rasanya kesal banget dong. Nah begitu juga dengan orang lain akan merasakan hal yang sama kalau kita tidak tepat waktu atau malah ingkar janji. Pasti dia akan kesal dan marah pada kita. Kalau level kita lebih tinggi darinya pasti dia tak berani menunjukkan marahnya, tapi kalau levelnya lebih tinggi dari kita (misal atasan) pasti akan marah pada kita.

Saya sering mendengar kalimat begini "dah bilang aja acaranya dimulai jam 8 pas, nanti juga mulainya jam 9, biasa kan jam karet pasti molor. Jadi jam 8 kumpul". Hmm.. kalau pemikirannya seperti ini terus kapan mau maju? Kalau memang tidak bisa dibuat jam 8 ya sudah jam 9. Jadi katakan saja mulai acara jam 9. Tapi nanti molor lagi jam 10, gimana? Ya jangan sampai molor, jika memang janjian acara jam 9 ya mulai jam 9, jika lewat dari itu tinggal saja. Waahh.. kasian dong yang telat. Sebenarnya sih nggak apa-apa karena memang mau kasih pelajaran kan? Sekalian belajar untuk on time. Ketika nanti sudah terbiasa tepat waktu, maka tidak ada tuh istilah jam karet. Kita juga perlu mengatur waktu dengan baik supaya tidak terjadi jadwal tabrakan. Kalaupun memang tidak bisa membuat janji karena ada hal lain, katakan saja untuk mengubah jadwal atau mundur. Cobalah untuk belajar asertif, seperti yang ada di artikel saya sebelumnya ini.

Kompasianer ingin jadi orang penting dan hebat kan? Yuk, kita sama-sama belajar untuk menghargai waktu dengan berusaha untuk tepat waktu, karena yang saya pelajari dari orang-orang yang penting dan jam terbangnya tinggi, mereka akan tepat waktu. Karena bagi mereka waktu itu berharga.

Kalau bisa cepat kenapa mesti lambat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline