Lihat ke Halaman Asli

Pertunjukan Keparat

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sungguh geli. Tiba-tiba Malam yang giginya tinggal satu itu tertawa layaknya peri. Lalu ia bercerita padaku, tentang mimpi-mimpinya yang sudah habis diborong temanku, Senja yang egois.

Ceritanya mengingatkanku tentang sahabatku Pagi yang dua hari ini  menghilang. Kabarnya ia dijebak lalu bawa kabur sepupunya, Siang.  Ada juga yang bilang, katanya dipaksa Malam karena cintanya ditolak dan tak dapat balasan.

Aku keget seketika, satu pesan singkat Malam kuterima. Aku tak yakin. Mungkin dia salah kirim. Isinya pun tak biasa saja. Tentang rindunya yang telah membuncah dan nyaris memecahkan kepala. Tapi entah untuk siapa. Sialnya, kopiku tumpah seketika usai membacanya, sisakan basah di ujung celana.

Lalu aku buru-buru menghampiri Malam, kerena penasaran. Dan ia pun menyambutku dengan terpaksa, tersungging senyum kecut paling lucu di bibirnya.

Malam terkejut setengah mati, saat kudapati Senja saudara mudanya sedang bercinta dengan temanku Pagi di kamar gelap tak terkunci. Mungkin, temanku Pagi telah dihipnotis. Karena menolak dibujuk Senja, temanku yang egois !!

Kebumen, 8 Mei 2015 (sp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline