Lihat ke Halaman Asli

Jika

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akulah segumpal dingin yang tertinggal itu
Teronggok membatu di bibir waktu
Mencecap jerit sunyi sendiri
Menghimpun jejak berserak di setumpuk nyeri

Musim yang kutunggu terkapar sudah
Lelah menghimpun ribuan keping resah
Dan gugus getir yang mengkristal
Makin mengerucut di hati yang tawar

Akulah nyanyi sumbang yang kau dendangkan
Meneriaki bayang-bayang semu
Merobek selaput ragumu
Di bias wajahmu, ingatan lumpuh beku

Entah kapan aku dan kamu menjelma kita
Menyusun kata-kata semanis puisi
Melebur di hangat senyum mentari
Ketika jika bukan sebatas andai saja

Kebumen, 27 April 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline