Ada rindu memburam
Saat bayangmu melintas
pada kaca jendela,
usai turun hujan
Titik airnya jenuh, luruh
Membelah wajahmu tepat jadi dua
Cemburuku tersulut seketika,
entah pada siapa
Ada enggan bersemayam
Saat tanya membalik sapa
Kutaklukkan jika dan andaisaja
Berharap mungkin, meski tak yakin
Mataku mengatup, imaji terpancing liar
kulukis gairah di dinding kamar
Berpacu dan beradu pada titik cemas
Mengeja hasrat tak tertahan dan lepas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H