Lihat ke Halaman Asli

Jadi Pemimpin Jangan Takut Gagal

Diperbarui: 7 Juni 2021   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: rmoldkijakarta.id

Dilansir dari m.liputan6.com "Tokopedia awalnya isinya gagal semua. Saya mencari modal dua tahun gagal semua. Saat nyari pegawai juga gagal. Saya berusaha membangun network juga gagal. Justru dari kegagalan itu saya belajar banyak," ujar William di acara Karya Nyata Untuk Indonesia, Selasa (29/10/2019) di Kementerian Keuangan, Jakarta"

William Tanuwijaya, dikenal sebagai CEO salah satu marketplace terbesar di Indonesia, yaitu Tokopedia. Kegigihannya dalam mewujudkan mimpinya, menjadi salah satu kunci menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks. Namun, itu semua tidak dengan mudah ia dapatkan, banyak rintangan serta risiko saat ia menjalankan bisnisnya. Dimulai dari kesulitan mencari modal awal hingga kesulitan untuk meyakinkan orang bergabung dengan bisnis digitalnya. Namun, kegagalan yang dihadapi william tidak mematahkan semangatnya, justru ia beruntung merasakan kegagalan di usia mudanya karena kegagalan tersebut ia dapat belajar banyak hal. Ia terus berusaha menggapai mimpinya dan mengajak generasi muda Indonesia agar terus mencoba hal baru dan hadapi kegagalan.

Berdasarkan kasus diatas, menunjukan keberanian dan keyakinan yang dimiliki seorang pemimpin namun akan tetap menghadapi risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Salah satunya, harus siap gagal dalam mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, hampir semua keputusan ada ditangannya, keputusan yang sedemikian rupa di pikirkan akan memberi dampak bagi instansinya. Namun, jika gagal, apakah pemimpin akan menyerah begitu saja? Jelas seharusnya tidak.

Selain itu, pemimpin juga dihadapi dengan kerugian secara finansial karena situasi dan kondisi yang sulit,  bisa saja pemimpin mengeluarkan dana pribadi nya jika terjadi masalah finansial. Misalnya menggunakan dana pribadi untuk membayar gaji karyawannya atau membayar kerugian akibat kegagalan produksi.

Dengan demikian, pemimpin harus dapat belajar menerima risiko yang ada dari setiap pembelajaran yang ia terima karena risiko yang didapat akan semakin besar seiring perkembangan zaman. Selain itu, memiliki tujuan, visi dan misi yang jelas akan dapat menarik orang-orang untuk ikut bergabung, karena memiliki tujuan yang sama dan searah. Mempunyai ambisi yang kuat, sehingga akan terlihat jelas bahwa pemimpin mampu mengarahkan anggotanya dalam mencapai tujuan bersama.

Beban kerja, masalah, risiko-risiko yang akan terjadi membuat pemimpin sulit dalam mengontrol emosional yang dimiliki sehingga mengakibatkan tekanan yang berat dan dapat menimbulkan stress. Salah satu cara mengurangi beban yang dipikul yaitu dengan cara terbuka terhadap setiap anggotanya, agar dapat berdiskusi mencari langkah-langkah atau jalan keluar agar menemukan solusi dalam memecahkan masalah.

Risiko tidak hanya datang pada pemimpin yang besar, justru pemimpin baru akan merasakan banyak risiko yang akan dihadapi. Untuk itu, jangan pernah takut menghadapi kegagalan, jikalau tidak kita hadapi maka kita tidak akan berkembang. Kita tidak akan mempunyai banyak pengalaman dan mencoba hal-hal baru.

"Jika tindakanmu menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih banyak, kamu adalah seorang pemimpin." -- John Quincy Adams

Pricilla D.P.S 201780226

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline