Judul : Orang Aneh (terjemahan dari versi asli; The Stranger)
Penulis : Albert Camus
Tahun Terbit : Cetakan 1, 2017
Halaman : 168 Halaman
ISBN : (13) 978-979-168-469-9
Banyak yang mengkritik Albert Camus karena karyanya yang berjudul "The Stranger" ini. Bagaimana tidak, berbeda dari beberapa karya sebelumnya, Camus menghadirkan cerita yang cukup kompleks dengan banyak aspek yang membuat pembaca butuh sedikit berfilsafat ketika membacanya.
Novel ini bercerita mengenai tokoh 'Aku' bernama Meursault dengan serangkaian peristiwa yang menantinya setelah kematian ibunya. Berbeda dengan kebiasaan kita selaku orang normal yang akan merasa sedih saat ditinggal oleh orangtua, Meursault seolah tidak merasakan kesedihan itu. Baginya kematian selalu sama; "Tak ada kepentingan lagi dengan wanita yang sudah mati. Hal ini terasa wajar saja bagiku karena orang-orang juga akan melupakan aku bila aku mati". Ia justru lebih terganggu oleh panasnya ruangan mayat dan cahaya matahari yang menerobos masuk kedalam ruangan. Apakah dengan tidak bersedih terhadap kematian ibunya lantas menjadikan Meursault berbeda? Belum tentu.
Sehari setelah pemakaman ibunya, ia kembali bekerja dan berkencan dengan seorang perempuan bernama Marie. Ia juga terlibat dalam pertikaian antara tetangganya yang bernama Raymond dengan pacar tetangganya tersebut. Hal ini ternyata berbuntut panjang karena setelah kejadian itu, di kemudian hari ia harus menjadi pembunuh. Kejadian itu terjadi saat mereka sedang pergi berlibur ke sebuah pantai di luar kota Algeria. Saudara dari mantan pacar Raymond yang merupakan keturunan orang Arab menaruh dendam dan mereka sampai kesana. Suatu ketika terjadi perkelahian antara mereka dengan kelompok orang Arab tersebut dan berakhir dengan Raymond menakut-nakuti mereka dengan senapan api di tangannya. Setelah kejadian itu Meursault berjalan-jalan sendirian di pantai. Ia kemudian bertemu lagi dengan orang arab tersebut dan disinilah kejadian naas itu terjadi. Entah apa yang merasuki Meursault, secara spontan saat pria Arab itu menghunuskan pisaunya, Meursault lalu menembak pria Arab itu dengan pistol Raymond yang ia pinjam sebelumnya. Tidak cukup sekali, ia kembali menembakkan empat butir peluru seolah untuk memastikan kematian pria Arab itu.
Bagian selanjutnya adalah proses persidangan yang harus dilalui oleh Meursault dan serangkaian kegiatannya selama berada di dalam penjara. Disinilah inti dari novel ini. Albert Camus mengajak pembaca untuk mendalami eksistensi dari manusia serta kehidupan dalam bermasyarakat. Melalui kacamata seorang tokoh yang penuh antipati terhadap kehidupan, kita justru diajak untuk menyelami pikiran-pikiran dari seseorang yang teralienasi atau dipandang berbeda oleh masyarakat. Untuk apa sebenarnya manusia hidup, bagaimana hukuman yang berlaku ternyata memiliki banyak kecacatan, serta kematian bila dipandang dari sudut pandang yang berbeda akan terlihat seperti apa.
Yang menarik dari novel ini berada di bagian-bagian terakhir. Yang mana pada akhirnya Camus mengutarakan pandangannya tentang Tuhan. Apakah menjadi seseorang yang tidak percaya Tuhan adalah sebuah kesalahan? Barangkali jawabannya dapat kita temukan dalam novel ini atau setidaknya akan membuka sedikit pandangan kita dalam memandang Tuhan dari sisi yang tidak kita duga sebelumnya.