Lihat ke Halaman Asli

Keniscayaan Politik Identitas

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam komunikasi politik, ada banyak isu yang bisa diangkat, mulai dari isu paling mendasar seperti kesehatan, pendidikan, hingga isu mengenai identitas. Dari isu-isu tersebut, isu yang paling menarik untuk diangkat adalah isu mengenai identitas. Karena dengan identitas memudahkan untuk mengetahui siapa kita dan siapa mereka.

Isu mengenai kesehatan misalnya, merupakan isu universal yang setiap orang setuju. Bila tidak setuju pun dikarenakan masalah prioritas, bukan karena isu tersebut tidak penting. Berbeda dengan masalah identitas, identitas ini sangat jelas. Saya orang suku anu, saya bisa berbahasa daerah anu, maka saya orang anu dan kamu atau mereka bukan orang anu.

Politik identitas sangat efektif, karena unsur-unsur pendukungnya banyak dan stabil. Mulai dari suku, agama, ras, jenis kelamin dan golongan. Dan sejarah membuktikan bahwa faktor identitas ini juga sangat efektif untuk menggalang massa yang solid. Bukankah dalam organisasi pun penting untuk membangun identitas dan budaya organisasi tersebut.

Tapi ada kalanya juga politik identitas ini menjadi tidak efektif, jika pihak lain juga menggunakan politik identitas ini. Contoh misalkan terjadi pilkada di kabupaten disuatu daerah dimana kedua kandidat mengusung isu yang sama, misalnya beragama islam dan berbahasa daerah. Maka isu ini menjadi tidak efektif untuk digunakan.

Realita di Indonesia, masih banyak politisi menggunakan isu identitas dalam kampanyenya. Harapannya adalah meski isu ini yang diangkat, semoga yang terbaiklah yang tetap terpilih. Logikanya, dengan modal identitas yang kuat, maka daerah tersebut pun akan menjadi kuat. Harapannya juga adalah ketika isu identitas yang diangkat, maka si pemimpin tersebut mengerti betul kondisi daerahnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline