Jika berkunjung ke Malaysia, sempatkan untuk berwisata ke Genting Highland. Daerah wisata Genting Highland berada di puncak Gunung Ulu Kali dari Pegunungan Titiwangsa dan berdiri megah pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Untuk mencapai tempat ini kita dapat mengendarai kendaraan roda empat dengan lama perjalanan satu jam, atau menggunakan Genting Skyway, kereta gantung yang paling cepat sedunia dan paling panjang di Asia Tenggara. Dalam perjalanan 11 menit menggunakan kereta gantung, kita disuguhi pemandangan hutan tropis Titiwangsa yang lebat dan perjalanan menembus awan menuju Genting Highland. Beneran loh, menembus awan! Sensasinya luar biasa banget...
Saking tingginya lokasi tempat ini, saat berada di Genting Highland, kita merasa seakan berada di sebuah negeri di atas awan. Jauh dari keramaian tetapi semua kebutuhan tersedia. Mirip kisah para raja masa lalu yang memiliki istana di puncak bukit. Hawa dingin pegunungan yang menusuk serta kabut yang sering kali menutupi pemandangan, membuat pengunjung berada di negeri yang baru.
Sensasi kedua dapat dirasakan setelah tiba di puncak bukit. Wisata yang ditawarkan di tempat ini sangat beragam. Terdapat theme park outdoor dengan berbagai wahana, theme park indoor, pusat perbelanjaan, restoran, arena bowling, serta casino satu-satunya di Malaysia. Bagi mereka yang ingin menginap di tempat ini, terdapat beberapa hotel berbintang, diantaranya adalah Hotel First World yang memiliki 6.118 kamar, menjadikannya hotel terbesar nomor dua sedunia.
Konser musik artis dunia sudah beberapa kali diadakan di resort ini. Beberapa artis dunia yang pernah tampil disini di antaranya Thirty Seconds to Mrs, Air Suply, George Benson dan The Black Eyed Peas. Eh, artis Indonesia juga ada yang pernah tampil disini loh, seperti Citra Scholastika dan Fitri Carlina :D
Adalah Lim Goh Tong, seorang imigran asal China yang mendirikan negeri di atas awan ini. Beliau memiliki mimpi untuk membuat sebuah resort di atas gunung yang tidak jauh dari Kuala Lumpur agar semua orang dapat menikmati hawa dingin pegunungan. Akhirnya pilihan jatuh pada Gunung Ulu Kali. Peletakan batu pertama pembangunan Genting Highland dilakukan tahun 1969. Bukan mudah bagi Lim Goh Tong saat itu ketika teknologi dan transportasi serba terbatas untuk membangun resort impiannya ini.
Awalnya dia harus terlebih dahulu membuat jalan dari Kuala Lumpur menuju puncak Gunung Ulu Kali sepanjang 20 km. Ternyata biaya pembuatan jalan ini membengkak dan membuat Lim Goh Tong hampir bangkrut. Truk-truk melewati jalan ini untuk membawa bahan bangunan ke puncak gunung. Saat itu hampir semua orang menyebut Lim Goh Tong gila karena obsesinya. Selama 25 tahun Lim Goh Tong membangun gunung ini hingga berhasil menyulap gunung ini menjadi Las Vegas-nya Malaysia. Dan saat ini, setelah 25 tahun berlalu semua orang mengakui kejeniusan seorang Lim Goh. Siapa saja yang pernah berkunjung ke Genting Highland pasti berdecak kagum.
Saat ini Indonesia juga sedang membangun sebuah mimpi. Letaknya di Teluk Benoa, Bali Selatan. Selama bertahun-tahun teluk Benoa menjadi tempat pembuangan sampah massal, hingga akhirnya limbah dan lumpur akibat sampah tersebut membuat biota laut yang ada di teluk itu mati. Aliran sungai yang dianggap suci oleh masyarakat penuh dengan sampah dan limbah. Merusak lingkungan, mengganggu pemandangan dan pasti menjadi sumber penyakit.
Sejak tahun 2013 telah dilakukan pembersihan sampah oleh LSM dan warga sekitar. Namun tetap saja, endapan lumpur akibat sampah telah menghambat tumbuhnya biota laut di kawasan ini, sehingga lokasi ini menjadi terabaikan. Situasi ini justru digunakan oleh sebagian oknum masyarakat untuk memanfaatkan kawasan ini secara tidak bertanggung jawab. Menebang pohon Mangrove seenaknya atau lakukan reklamasi seenaknya.
Kini mimpi masyarakat Bali ingin mengubah kawasan yang rusak secara ekosistem ini menjadi kawasan yang sehat dan tertata. Dengan melakukan revitalisasi, lumpur yang telah menumpuk akan dibersihkan, sehingga melancarkan kembali aliran sungai yang bermuara di teluk ini. Sungai akan kembali bersih dialiri air jernih sehingga kembali menjadi suci.
Di teluk Benoa juga kelak akan dilakukan penanaman hutan Mangrove sehingga melindungi Pulau Bali dari serangan abrasi air laut. Area teluk akan diberdayakan dengan membangun beberapa pulau buatan sebagai resort dan tempat wisata berskala internasional.
Pulau buatan akan dibangun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan arus air di kawasan tersebut dan lingkungan hutan yang asri. Mimpi untuk mengubah kawasan yang tidak berdaya guna menjadi sebuah kawasan multi guna, baik bagi masyarakat sekitar maupun pulau Bali secara umumnya. Dengan kemajuan teknologi saat ini, semua impian itu sangat mungkin untuk diwujudkan.
Saat lokasi ini selesai dibangun, diharapkan Bali akan memiliki kota impian: sebuah NEGERI DI ATAS AIR. Gak ada lawannya dehh…. Saya sudah mengunjungi banyak obyek wisata di dunia, kebayang betapa hebatnya teluk Benoa nanti setelah direvitalisasi. Ini gagasan luar biasa, bisa dibilang melampaui zamannya...
Sebuah kawasan modern di laut yang mengedepankan green development, pastinya akan menambah daya tarik wisata Bali sebagai magnet utama wisatawan menuju Indonesia. Ini juga akan mengokohkan label pulau Bali sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di Dunia.
Gak sabar deh nunggu terwujudnya negeri di atas laut teluk Benoa ini, dan itu ada di Indonesia. Semakin bangga jadi orang Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H