Lihat ke Halaman Asli

Asyarifh

suka kopi

BNP2TKI Sosialisasikan Cegah TKI Ilegal di 8 Lokasi Melalui Kesenian Tradisional

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BNP2TKI Sosialisasikan Cegah TKI Ilegal di 8 Lokasi Melalui Kesenian Tradisional
Jakarta, BNP2TKI (10/11)
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI),mulai 11 November-3 Desember 2011 menggelar kegiatan sosialisasi TKI menggunakan mediakesenian tradisional di 8 lokasi basis TKI, yaituSerang (Banten), Lampung, Sragen dan Batang (Jawa tengah), Malang dan Blitar (Jawa Timur), serta Sukabumidan Karawang (Jawa Barat). Program tersebut merupakan rangkaian sosialisasi langsung dengan masyakarat luas guna mengampanyekan pencegahan TKI ilegal, sehingga keluarga TKI dan khususnya calon TKI memiliki kesadaran untuk bekerja di luar negeri secara resmi maupun prosedural.
Demikian disampaikan Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Kamis (10/11), terkait jadwal sosialisasi yang akan dilaksanakan antara lain di Serang (11/11), Lampung (12/11), Sragen (18/11), Batang (19/11), Malang (25/11), Blitar (26/11), Karawang (2/12), dan Sukabumi (3/12).
Dikatakan Jumhur, acara sosialisasi itu berlangsung pada malam hari hingga dini hari dengan menampilkan kesenian tradisional yang hidup di masyarakat basis TKI seperti Wayang Golek, Campursari, Wayang Kulit, Ludruk, serta menyertakan grup musik Ki Ajeng Ganjur pimpinan seniman kondang, Al Sastrouw.
“Acara pentas seninya dikemas secara dialogis meski untuk keperluan kampanye pencegahan TKI ilegal, dengan bertempat di area terbuka baik di pusat kota atau pedesaan yang banyak TKI-nya,” ujarnya.
Sedangkan masyarakat penonton yang dilibatkan adalah warga umum sekitar, keluarga TKI, calon TKI, dan mantan TKI, termasuk unsur pemerintah setempat. Setiap pentas kesenian juga diikuti anggota DPR yang diundang oleh BNP2TKI, di samping mengikutsertakan pejabat BNP2TKI dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) daerah.
Jumhur menambahkan, sosialisasi kampanye pencegahan TKI ilegal dengan pentas kesenian tradisional akan dirasa lebih efektif, karena selain tontonannya mudah diterima, pesan-pesannya akrab di telinga penonton, juga dapat mendekatkan budaya daerah yang selama ini terjaga keberadaannya di lingkungan masyarakat sekitar.
Pentas seni setiap daerah, kata Jumhur, disesuaikan dengan kesenian tradisional masing-masingdaerahnya. Seperti di Serang yang ditampilkan pertunjukan Wayang Golek dalang Risma, Ki Ageng Ganjur, dan penampilan artis Evi Tamala. Dalam pertunjukan itu, dalang atau pengisi acara diharapkan menyampaikanpesan-pesan menjadi TKI yang benar dan resmi tercatat di pemerintah, sekaligus menghindari peran calo dalam upaya menjadi TKI ke luar negeri.
Sementara sosialisasi media tradisional di Lampung diisi penampilan seni tradisional campur sari Didi Kempot. Setelah Lampung,untuk Sragen dan Batangyang ditampilkan adalah pagelaran Wayang Kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono.
Setelah itu, Sosialisasi media tradisional di lanjutkan ke Malang dan Blitar dengan penampilan pentas seni atau Ludruk Cak Kartolo, Cak Dikin, dan Ki Ageng Ganjur. Sosialisasi media tradisional yang terakhir dilakukan di Karawang dan Sukabumi. Di dua tempat tersebut pentas seni tradisional diisi penampilan Wayang Golek dengan dalang Risma, Asep Sunarya, Ki Ageng Ganjur, juga dibarengi artis Evie Tamala. *** - BNP2TKI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline