Lihat ke Halaman Asli

Jagoi Babang: Elok Wisata di Perbatasan RI – Malaysia

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13831352651389708780

[caption id="attachment_275147" align="aligncenter" width="602" caption="Perbatasan Jagoi Babang (Kalbar) - Serikin (Sarawak)"][/caption]

Sekitar 319 Kilometer dari Pontianak, ibukota propinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Bengkayang, kecamatan Jagoi Babang, menyimpan sejuta cerita yang tersimpan dari kehidupan sosial-ekonomi-politik warga Indonesia yang berbatasan dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Jagoi Babang adalah ujung negeri, beranda negara, garis terdepan, dari negara Indonesia menyimpan pesona dari wilayah perbatasan yang selama ini tidak banyak dipublikasikan.

Saya tidak akan bercerita tentang bagaimana kondisi sosial-ekonomi-politik warga Indonesia yang tinggal di perbatasan, di mana Saya sempat merasakan kehidupan di perbatasan selama dua bulan dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN-UGM). Untuk hal tersebut, saya masih dalam tahap pengumpulan hasil riset Saya selama tinggal di perbatasan di Jagoi Babang. Hal yang ingin Saya sampaikan kepada pembaca adalah tentang keindahan alam di perbatasan Jagoi Babang, seperti yang terdapat Jagoi Belida, yang masuk dalam kecamatan Jagoi Babang.

Selama ini media tidak banyak mengangkat mengenai keindahan dan potensi wisata di perbatasan. Media-media nasional dan lokal, lebih tertarik mengangkat mengenai konflik perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, terutama mengenai isu bergesernya patok batas negara. Padahal jika media mengangkat keindahan alam di lokasi perbatasan Indonesia, akan menambah pendapatan ekonomi bagi warga lokal dengan datangnya wisatawan dan memandirikan warga dalam bidang pariwisata. Tentunya objek wisata tersebut harus dikelola dan dikembangakan secara baik, agar dapat menjadi ojek wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Di perbatasan Jagoi Babang ada berupa objek wisata alam dan budaya yang dapat dinikmati yaitu Kampung Lama Jagoi Babang dan Bukit Gajah di Belida. Di Kampung Lama Jagoi Babang setiap tahunnya diselenggarakan Gawai Dayak Bidayuh tepatnya pada tanggal 1-3 Juni. Upacara adat ini banyak menyedot perhatian para pelancong lokal dan sekitar Kalimantan Barat, serta dari Malaysia yang hadir untuk melihat langsung tradisi adat suku Dayak yang masih terus dilestarikan di Kecamatan Jagoi Babang. Jika sedang tidak diadakan upacara adat, Kampung Lama Jagoi tersebut juga dapat dikunjungi karena terdapat tugu peringatan kampung Jagoi dan replika tugu upacara adat, tempat di mana pertama kalinya suku Dayak Bidayuh membuka perkampungan. Lokasi Kampung Lama ini berada di tengah hutan, yang disekelilingnya terdapat persawahan yang indah yang dimiliki oleh warga lokal.

[caption id="attachment_275148" align="aligncenter" width="461" caption="Tugu Peringatan 151 Tahun Kampung Lama Jagoi didirikan Tahun 1991"]

13831354431660096655

[/caption]

[caption id="attachment_275149" align="aligncenter" width="461" caption="Di Dalam Kandang Kecil Tersebut Tersimpan Tengkorak Kepala Nenek Moyang Suku Dayak Bidayuh di Jagoi Babang"]

13831355231109810528

[/caption]

[caption id="attachment_275150" align="aligncenter" width="461" caption="Replika Podium Upacara Gawai di Kampung Lama Jagoi Babang"]

1383135620181192634

[/caption]

[caption id="attachment_275151" align="aligncenter" width="461" caption="Podium Upacara Gawai yang Didirikan Permanen di Depan Balai Adat Jagoi Babang"]

13831356801946832870

[/caption]

[caption id="attachment_275159" align="aligncenter" width="614" caption="Pemandangan Sawah Sisa Hasil Panen di Kampung Lama Jagoi Babang"]

13831362611362858140

[/caption]

Tidak jauh dari desa Jagoi yang masih berada di kecamatan Jagoi Babang, tepatnya di desa Jagoi Belida, terdapat keindahan alam lainnya yang tersimpan dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat di luar perbatasan. Keindahan alam berupa pemandangan alam hutan tropis Kalimantan dan pemandangan perkampungan warga dari atas bukit dapat dinikmati dari ketinggian puncak Bukit Gajah yang tingginya sekitar 500 meter dari permukaan tanah. Bukit yang saat ini dikelola secara swadaya oleh warga menjadi tempat rekreasi yang dinikmati oleh masyarakat perbatasan, menikmati senja yang terbenam dari sisi barat merupakan salah satu pemandangan terbaik yang dapat dinikmati di tempat ini.

Saatnya sekarang kita merubah haluan dan cara pandang kita terhadap wilayah perbatasan yang selama ini hanya disorot dari sisi konflik perbatasan. Tapi bagaimana memberdayakan masyarakat lokal khususnya jika di wilayah tersebut tersimpan pesona wisata yang harus diketahui masyarakat lainnya, karena dengan menginformasikan potensi wisata lokal dapat membantu masyarakat lainnya untuk melihat dan berkunjung ke wilayah perbatasan.

[caption id="attachment_275152" align="aligncenter" width="461" caption="Tangga yang Dibuat Oleh Warga Untuk Menaiki Bukit Belida"]

13831357931042818961

[/caption] [caption id="attachment_275153" align="aligncenter" width="461" caption="Tangga Lainnya yang Digunakan Untuk Menaiki Bukit Belida"]

1383135845928602909

[/caption] [caption id="attachment_275154" align="aligncenter" width="614" caption="Puncak Bukit Belida Terdapat Bangku Peristirahatan"]

13831359141075950958

[/caption] [caption id="attachment_275155" align="aligncenter" width="614" caption="Perkampungan Warga dan Pemandangan Hutan Dari Atas Bukit Belida"]

1383135953337687224

[/caption] [caption id="attachment_275156" align="aligncenter" width="614" caption="Sunset Dari Atas Bukit Belida di desa Belida Kecamatan Jagoi Babang"]

138313601639835729

[/caption]

Setidaknya objek wisata di wilayah perbatasan Jagoi Babang ini cukup menarik untuk dikunjungi, terutama bagi Anda para penikmat wisata budaya dan hiking. Mungkin objek wisata di perbatasan darat Indonesia – Malaysia ini tidak sebagus dengan wilayah perbatasan laut Indonesia – Papua Nugini di Raja Ampat. Tapi objek wisata ini menjadi penghibur yang dapat Saya nikmati selama tinggal di Jagoi Babang. Semoga pemerintah lokal dapat mengelola potensi wisata di atas dengan meningkatkan sarana dan fasilitas di lokasi tersebut, sehingga masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari perbatasan dapat mengetahui tentang elok ujung negeri di perbatasan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline