Lihat ke Halaman Asli

Cantik Itu Luka

Diperbarui: 4 Juni 2021   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Terkadang wanita begitu merasa puas jika di sapa dengan kalimat " Cantik " , padahal begitu tersirat tentang maksud terselebung yang coba di permainkan agar bisa terhubung. Jangan heran, ketika banyak korban dari si Iblis bertopeng Tuhan.

Alih-alih mendapatkan Privilige menggantungkan Demage. Wanita mungkin akan berpikir, bahwa kalimat Cantik merupakan hal yang jarang didapatkan. Untuk itu, mendengarkan kalimat tersebut sangatlah istimewa. Tak jarang, wanita terbawa dengan kalimat mematikan.

Kejernihan pemikiran harus dilihat dari responsif secara positif atau sebaliknya, agresif. Cantik memang menjadi kalimat penggugah, hanya saja ada begitu banyak luka ketika ditelan bersamaan dengan rasa yang tiba-tiba datang tak terduga.

Dari kalimat tersebut, wanita tidak jarang bernasib sama yang bermuara pada objek seksualitas. Lagi-lagi wanita tersandung dengan irama penyedap telinga. Objek properti mungkin menjadi kalimat menakutkan setelah wanita itu sadar bahwa selama ini ia berhasil di ninabobokan lewat kalimat telanjang si budak cinta. Alunan bisikan syaduh mulai terasa disaat wanita mulai tergiring oleh kalimat penyedab-penyedap rasa hingga hilang arah.

Cinta menjadi obat mujarab yang sering digunakan ketika si cantik terbalut dengan luka yang disengaja. Disini menjadi pilihan untuk wanita, menjadi cantik itu luka atau teriak lalu katakan merdeka. ?

Memang benar cinta pada dasarnya adalah pengorbanan. Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, bahkan sampai pada hal beresiko, yakni kepemilikan tubuh. Jangan canggung, jika cinta berhasil mengutarakan perihal pengorbanan, maka luka adalah konsekuensi. Akibatnya cinta yang harus disalahkan.

Residu tentang kalimat cantik sangatlah menyeramkan, ada pula dalam komposisinya terdapat endapan kasih, sayang, rindu, gembira, yang berujung penyesalan dan kerusakan secara fisik dan mental. Fakta-fakta ini perlu menjadi acuan bahwa wanita tidak seharusnya menafsirkan ungkapan tersebut menjadi bahan dasar dari keseriusan.

Urusan hubungan sering dijadikan rujukan secara perlahan, disaat pemaparan tentang romantika menjadi kalimat pembuka, bujukan paksaan atau bahasa persuasif mulai di genggam agar si penyelamat palsu yang bersembunyi di tirai kalimat cantik bereaksi dan membungkam dengan cara yang kejam.

Janganlah berlarut-larut agar bisa menyelam lebih dalam, realita yang ada merupakan catatan salinan yang bisa kalian temukan maupun merasakan di dalam kehidupan. Penting adanya ketika wanita perlu sadar, bahwa kecantikan ialah kenisbian yang di atur lewat suara-suara kenabian. Pukulan telak perlu di tunjukan, gerakan melawan harus menuai genjotan, bahwa cantik adalah amukan dan bisa berubah menjadi cambukan.

Harus believe in yourself bahwa tidak semua kebahagiaan didapatkan melalui kecantikan, tidak segala urusan di pamerkan lewat kecantikan, dan tidak segampang itu sukses kita dapatkan mengendalikan kecantikan. Life is choice honey. Kata Albert Einstein : Tidak semua yang dapat dihitung diperhitungkan dan tidak semua yang diperhitungkan harus dihitung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline