Lihat ke Halaman Asli

Aku || Kau dan Aku Hanyalah Metafora

Diperbarui: 29 Mei 2021   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Ilustrasi

Aku...

Seperti menyekam lara di atas bara, Mengobar, membara berapi-api, meradang perih menjadi yang kedua, bahkan ketika tak ada pemeran utamanya.

Aku...

Terlalu terpaku dalam kisah yang tak pernah punya tempat. Terjerat dalam ego yg tak pernah punya untaian kalimat.

Ketiadaan adalah aku, ketika ketidakmampuan menjadi caraku menyampaikan perasaan.

Ekspresi artifisial bukan representasi. Emosi tak dapat terwakili hanya melalui simbol-simbol yang dilahirkan oleh kedua ibu jari.

Mungkin saja tulisan ini merupakan naifnya inginku. Maka dari itu, terasakah bait-bait kepalsuan yang menjalar?

Jika memang ya, hipokrisi adalah aku. Kau dan aku hanyalah metafora.

Aku...

Izinkan aku menitip setangkai kata dalam untaian klausa. Menyusun warna pada tiap kelopak frasa, agar indahnya kalimat nikmat terbaca. Mengikat warna pada setiap larik bahasa dalam sebuah rangkaian indah.
Adakah maksudku terkira?

Aku...!

Jailolo, 29 mei 2021.

||Fatamorgana||




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline