Lihat ke Halaman Asli

Simon Pagenaud: Juara Indy Car dan Taruhan Manajer Supermarket

Diperbarui: 23 Oktober 2016   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simon Pagenaud, juara IndyCar 2016 (foto Seattleepi.com)

Simon Pagenaud akhirnya sukses meraih gelar juara IndyCar musim 2016 setelah ia memenangi lomba penutup musim 2016 di Sonoma. Pagenaud mengalahkan rival klasemen sekaligus rekan setimnya sendiri Will Power (juara musim 2014) yang mengalami masalah teknis dengan mobilnya di lomba penentuan gelar tersebut. Tim Penske, tim tempat Pagenaud dan Power bernaung sukses mengunci posisi 1-2-3 di klaemen dengan Helio Castroneves yang menduduki posisi tiga klasemem akhir.

Munculnya Pagenaud sebagai juara merupakan sebuah kejutan yang tidak terduga di musim ini. Ia baru memasuki musim keduanya di tim papan atas Penske dan saat musim 2016 di mulai ia bukanlah unggulan. Saat itu fans melihat Montoya, Power dan Castroneves sebagai unggulan juara dari tim Penske.

Pagenaud melakukan pekerjaan apik di musim 2016. Ia mengawali musim dengan dua posisi runner-up yaitu di St. Petersburg dan Phoenix disusul tiga kemenangan beruntun di Long Beach, Alabama dan lomba road course di Indianapolis. Hal inilah yang jadi kunci bagi dirinya untuk bekal merebut gelar 2016 disaat rival-rivalnya tanpil inkonsisten di lima lomba awal tersebut.

Pagenaud jadi orang Perancis pertama sejak Sebastien Bourdais pada 2007 (di ajang ChampCar alias CART karena saat itu ada dualisme CART vs. IRL) yang sukses menjuarai balap mobil roda terbuka Amerika Serikat. Keberhasilan Pagenaud meraih gelar musim disambut antusias oleh masyarakat Perancis.

Melihat perjalanan karier Pagenaud, apa yang ia raih saat ini merupakan sebuah wujud kesuksesan dari usaha kerasnya dibantu oleh kepercayaan yang diberikan oleh keluarganya dengan memberikannya pinjaman uang untuk karier Pagenaud. Saat ia pertama kali membalap di AS tepatnya di Toyota Atlantic pada 2006 usai lulus dari ajang Formula Renault Pagenaud sudah tahu bahwa karier balapannya akan menyita banyak biaya. Ia memang mengantungi uang sebesar 2 juta dolar AS yang ia dapat dari keberhasilan menjuarai Atlantic Championship. Uang tersebut lantas ia gunakan untuk masuk ke ajang ChampCar (CART) tapi jelas masih kurang untuk bisa dipakai semusim penuh.

Pagenaud lantas mencoba melakukan taruhan dengan ayahnya yang memiliki jaringan supermarket E.Leclerc French. Pagenaud berhasil mencapai kesepakatan dengan ayahnya mengenai pinjaman uang untuk membiayai karier balapan tetapi dengan syarat jika gagal total, Pagenaud harus cabut dari ajang balap dan harus mengganti rugi uang tersebut, caranya dengan mengelola jaringan supermarket ayahnya. Bahkan sebuah plat nama meja kerja sudah disiapkan oleh ayah Pagenaud sebagai barang taruhan jika Pagenaud gagal di karier balapannya.

Setiap kali Pagenaud membalap ia selalu teringat taruhan tersebut. Hal ini kemudian membuatnya untuk lebih serius dan berusaha keras saat ia memasuki kokpit mobil. Atas saran Sebastien Bourdais bertemulah ia dengan Derrick Walker yang kemudian memberikannya kursi di ChampCar musim 2007 bersama Team Australia. Di musim debu ChampCar-nya tersebut Pagenaud mampu finis di posisi 8 klasemen. Saat ChampCar bangkrut di awal 2008, Pagenaud memilih membalap di ajang Sportscar dan balap ketahanan. Masih dengan taruhan yang “menghantui” dirinya, Pagenaud memilih tampil lepas di ajang yang ia ikuti yang akhirnya berbuah prestasi juara American Le Mans di musim 2010.

Pada 2011 Pagenaud kembali ke IndyCar sebagai pembalap parttime plus prestasi finis di posisi kedua di lomba Le Mans 24 Jam 2011 bersama tim Peugeot sebelum kemudian turun penuh bersama tim Schmidt-Peterson Motorsports di musim 2012. Derrick Walker masih memperhatikan penampilan Pagenaud, kali ini ia (bersama Gil de Ferran) menyarankan Pagenaud kepada Roger Penske. Ketika Penske memutuskan turun dengan empat mobil pada 2015, Pagenaud ditarik sebagai pembalapnya. Ia finis di posisi 11 klasemen pembalap di musim tersebut.

Christian Pagenaud, ayah Simon Pagenaud, berujar bahwa ia dan putranya masih terikat dengan taruhan yang mereka buat satu dekade silam. Ketika IndyCar memasuki lomba penutup musim 2016 di Sonoma, Christian amat ingin melihat siapakah yang akan keluar sebagai pemenang taruhan, apakah dirinya atau anaknya. Meskipun begitu Christian cukup senang dan mendukung apa yang Pagenaud raih sampai saat ini setidaknya Pagenaud bisa membuktikan janjinya bahwa ia ingin sukses di dunia balap meskipun dibayangi oleh kans menjadi pebisnis supermarket jika gagal.

Dan akhirnya kita melihat dengan jelas usai lomba di Sonoma, Simon Pagenaud sukses memenangi taruhan dengan ayahhnya sekaligus membayar lunas pinjaman uang yang diberikan ayahnya satu dekade lalu dengan keberhasilannya menjuarai IndyCar musim 2016.

Tulisan dimuat juga di blog Republik F1

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline